Ketua DPRD Minta Pemkab Kotim Antisipasi Banjir Di Daerah Hulu

- Advertisement -

SAMPIT. Ketua DPRD  Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Rinie Anderson menilai kondisi hujan belakangan ini harus dibarengi dengan persiapan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir dikawasan hulu. Pemerintah daerah diminta mempersiapkan segala sesuatu untuk penanganan tersebut.

“Kalau kita melihat  kondisi curah hujan di Bulan Januari ini cukup rentan menyebabkan adanya luapan di anak sungai maupun sungai induk kita. Terutama dikawasan hulu harus dilakukan antisipasi dan pemantauan yang berkala supaya bisa diinformasikan kepada warga,”kata Rinie

Menurutnya, kawasan hulu memang selalu jadi langganan banjir.  Maka dari itu harus ada pendeteksi dini.  Selain itu juga pemerintah darah khsuusnya Dinas Sosial setempat harus memperhatikan logistic cadangan yang ada di gudang. Supaya nanti ketika ada kejadian dan membutuhkan bantuan logistic dari pemerintah barang yang tersalurkan tidak ada yang kadaluwarsa.

“Iya itu salah satu yang perlu dicatat juga Dinas Sosial harus secara berkala mengecek kesiapan logistic bantuan agar barang yang disalurkan kepada warga tidak lantas sudah kadaluwarsa,”tegasnya

Menurut Rinie  potensi  kecamatan yang paling rawan terjadi banjir berada di wilayah Utara Kotim. Seperti di Kecamatan Antang Kalang, Tualan Hulu, Mentaya Hulu, Bukit Santuai, dan Parenggean. Selain itu, juga di beberapa desa di Kecamatan Cempaga, Cempaga Hulu, dan Kota Besi. Hampir setiap tahun, beberapa desa di kecamatan tersebut, menjadi langganan banjir. Terutama yang berada di dataran rendah dan juga bantaran Sungai Tualan dan beberapa sungai lainnya.

“ Daerah-daerah itu hampir setiap tahun menjadi langganan banjir, untuk itu Pemkab Kotim segera antisipasi sebelum datangnya banjir,” pintanya.

Dia menduga selain tingginya intensitas hujan juga karena kurangnya hutan primer penyangga air dikawasan hulu. Kondisi demikian tidak bisa dibiarkan. Reboisasi dan rehabilitasi terhadap hutan kritis harus dilakukan pemerintah daerah bersama dengan pemerintah pusat.

BACA JUGA   Tenaga Kontrak Jika Dihapus, Siapa yang Harus Layani Masyarakat

“Pasalnya. Dalam 10 tahun terakhir banjir yang melanda Kalteng  semakin mengkhawatirkan. Jika dibanding dengan 30-40  tahun lalu Banjir merupakan hal yang langka  terjadi di daerah itu,” tutupnya.

(Red)

Facebook Comments

- Advertisement -
Iklan
- Advertisement -
- Advertisement -
Related News