Kementerian Pertahanan Lithuania meminta warganya untuk tidak membeli merk ponsel asal China dan membuang ponsel China yang mereka pakai sekarang karena masalah sensor.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (22/9), Pemerintah Lithuania menemukan ponsel buatan China ditanami fitur menyensor konten.
Temuan dari badan keamanan siber Lithuania menunjukkan ponsel flaghship keluaran Xiaomi yang dijual di Eropa bisa mendeteksi dan menyensor konten seperti pembebasan Tibet “free Tibet”, kemerdekaan Taiwan “long live Taiwan independence” dan soal demokrasi “democracy movement”.
Penyaringan konten juga berlaku untuk peramban setelan utama. Total kata kunci yang masuk daftar sensor berjumlah 449 dalam bahasa China. Menurut Pusat Keamanan Siber Nasional, Kementerian Pertahanan negara tersebut, fitur itu sudah dimatikan untuk ponsel Xiaomi Mi 10T 5G yang dijual di Uni Eropa, tetapi, masih bisa dinyalakan dari jarak jauh.
“Rekomendasi kami adalah tidak membeli ponsel baru merk China dan menyingkirkan ponsel yang sudah dibeli secepat mungkin,” ujar Deputi Menteri Pertahanan Margiris Abukevicius.
Xiaomi tidak memberikan pernyataan kepada Reuters tentang hal itu. Laporan tersebut juga menyebutkan ponsel Xiaomi mengirimkan data terenkripsi ke server di Singapura. Pemerintah negara tersebut juga menemukan celah keamanan pada ponsel P40 5G buatan Huawei.
Sedangkan untuk merk OnePlus, tidak ditemukan kendala. Perwakilan Huawei untuk negara Baltik kepada kantor berita BNS menyatakan ponsel buatan mereka tidak mengirimkan data ke luar.
Saat ini, hubungan China dengan negara tersebut memang sedang renggang. China bulan lalu meminta negara itu menarik duta besar mereka di Beijing, mereka juga akan menarik utusan China untuk Vilnius.
Masalah itu bermula setelah Taiwan mengumumkan misi di Kantor Perwakilan Taiwan. Misi Taiwan di Eropa dan Amerika menggunakan nama kota Taipei, yang diklaim China sebagai wilayah mereka.
Facebook Comments