Oleh: Misnato (Petualang Jurnalis)
Pemerintah daerah terkait melalui kelembagaan Adat Dayak harusnya mendorong untuk memberdayakan anak Dayak di Bumi Kalimantan Tengah (Kalteng) menjadi tuan rumah, jangan sampai menjadi tamu dirumahnya sendiri.
Banyaknya Investor yang berinvestasi di Bumi Kalimantan Tengah dari sektor perkebunan kelapa sawit dan pertambangan tentunya banyak menyerap tenaga kerja.
Fenomena nyata dilapangan selama ini, rekrutmen tenaga kerja banyak didominasi oleh tenaga kerja dari luar daerah, bahkan tenaga kerja asing, sedikit sekali direkrut tenaga kerja lokal (Anak Dayak), banyak yang jadi penonton bukan jadi pemain.
Fenomena semacam ini tentunya harus menjadi perhatian khusus bagi pemerintah daerah terkait terkhusus kelembagaan Adat Dayak yang sangat dominan mendorongnya.
Tidak dipungkiri tenaga kerja yang dibutuhkan investor tersebut tentunya harus memiliki skil yang dominan sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan perusahaan.
Pertanyaan-nya, Apakah skil Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda anak Dayak di Kalteng tidak ada, kalaupun ada apakah sudah mempuni?
Apakah pemerintah terkait, atau kelembagaan Adat Dayak sudah mengimpentarisir berapa banyak Serjana di Kalteng yang masih menganggur?
Fenomena semacam ini menurut penulis harus menjadi perhatian khusus dan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi kalangan petinggi dan tokoh tokoh Dayak di Kalteng.
Padahal hampir setiap tahun lulusan universitas di Kalteng sangat banyak, mereka hanya lulus lalu bingung kemana harus mencari pekerjaan.
Sedangkan keadaan ekonomi di rumah sangat memprihatinkan, inilah yang harus di lihat dan diperhatikan oleh kalangan petinggi dan tokoh tokoh Dayak di Kalimantan Tengah.
Agar kedepannya putra-putri atau anak Dayak Kalteng jangan menjadi penonton/ menganggur, dengan harapan bisa diberdayakan sebagai tenaga kerja yang diprioritaskan di perusahaan setempat, demikian (*)