Guna stabilkan HET Elpiji 3 Kg Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melakukan operasi pasar tiap hari.
Operasi pasar ini dilakukan guna menakomudir keluhan masyarakat lantaran Harga Eceran Tertinggi (HET) gas elpiji 3 kg dipasaran melambung tinggi hingga Rp40-50 ribu.
Kondisi HET elpiji tersebut dikeluhkan warga, karena meski sudah ada ketentuan harga eceran tertinggi di tingkat Pangkalan, namun pengecer tetap menjual gas elpiji 3 kg dengan harga tinggi.
Untuk mengantisipasi tingginya penjualan tabung gas elpiji 3 kilogram di Sampit tersebut, berbagai upaya dilakukan Pemkab Kotim melalui Disperindag setempat.
Salah satunya dengan menggelar operasi pasar gas elpiji 3 kg dengan penjualan gas setiap hari mencapai 280 tagung setiap harinya.
Pasokan gas elpiji 3 kg tersebut di drop dari Provinsi Kalteng khusus untuk menekan tingginya penjualan gas tersebut di tingkat pengecer.
Sebagaimana yang disampaikan Zulhaidir, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Zulhaidir, mengatakan, penjualan gas elpiji 3 kg saat operasi pasar sesuai HET yakni Rp22.000 pertabung.
“Setiap hari kami menjual gas elpiji 3 kg tersebut melalui operasi pasar bekerjasama dengan Pemprov Kalteng untuk menurunkan harga tinggi di tingkat eceran,” ujarnya Selasa (25/10/2o22).
Dia menegaskan, tindakan pengecer Gas Elpiji 3 kg yang menjual barang dengan harga tinggi tidak dibenarkan, karena menyebabkan inflasi Kotim tinggi.
Bukan hanya itu, warga Kotim juga terlalu berat untuk membeli Gas Elpiji 3 kg dengan harga yang tinggi tersebut.
Dia menegaskan setelah dilakukan operasi pasar gas Elpiji 3 kg yang setiap hari pihaknya menjualnya dengan harga sesuai HET selalu habis di beli warga.
“Animo masyarakat Sampit untuk membeli Gas Elpiji 3 kg yang di jual saat operasi pasar sangat tinggi, sebab itu operasi pasar terus dilakukan setiap hari,’’ pungkasnya.