spot_img

600 Ton CPO Tumpah Ke Sungai Mentaya, Pelindo III Bagendang Dianggap Lalai

- Advertisement -
CPO atau Crude Palm Oil   tumpah ke Sungai Mentaya akibat bongkar muat di Pelabuhan Pelindo III Bagendang pada, pagi, Jumat 6 Agustus 2021,dituding Ketua Komisi IV DPRD Kotim, Pelindo III Bagendang lalai dan tidak menggunakan SOP dalam melakukan kegiatan bongkar muat.

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Muhammad Kurniawan Anwar menindaklanjut dan langsung melakukan kunjungan mendadak ke Pelabuhan Pelindo III Bagendang didampingi pejabat dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit dan Dinas Perhubungan Kabupaten Kotim.

Dalam sidak tersebut M Kurniawan Anwar mengatakan bahwa pihak Pelindo III bagendang membenarkan adanya tumpahan CPO di Sungai Mentaya sekitar Pelabuhan Bagendang diduga karena adanya kebocoran dilambung tongkang yang sedang muat CPO.

“Saat kita turun kelapangan melakukan pengecekan ternyata tumpahan CPO tersebut dari sebuah tongkang yang lagi sedang memuat CPO dan ternyata ada lambung kapal yang retak sehingga terjadi kebocoran,” kata Iwan sapaan akrab Politisi Partai Amanat Nasional Kotim ini.

Menurutnya, ini sangat disayangkan kebocoran ini sampai terjadi, harusnya pihak pelindo III melakukan pengecekan terhadap tongkang tersebut sebelum dilakukan pengisian, akibat kelalaian ini bisa berakibat pencemaran air sungai mentaya.

“Tumpahan CPO itu sampai menyebar 150 meter ke arah laut dan ini sangat membahayakan kesehatan masyarakat karena air sungai mentaya masih digunakan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari,” tukasnya.

TUMPAH

Sungguh ironis  penyedia jasa angkutan besar sekelas Pelindo III pada saat melakukan pengisian CPO ke tongkang tersebut tidak menyediakan fasilitas pencegahan pencemaran seperti Oil Boom. Padahal mereka ada memiliki tetapi saat adanya bongkar muat CPO tersebut Oil Boom  tidak dipasang.

“Harusnya Pelindo III Bagendang itu ketat akan peraturan dan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) seperti dipasangnya Oil Boom pada saat pengisian CPO ke tongkang,” tegasnya.

BACA JUGA   Wakil Bupati Kotim Irawati Melakukan Peletakan Batu Pertama Masjid Nur Huda

Ketua Komisi IV DPRD Kotim juga mengatakan selama ini kami sudah selalu mengingatkan untuk menerapkan standar operasional dan prosedur (SOP) dalam beraktivitas, kalau itu dipatuhi, pihaknya meyakini hal-hal tidak diinginkan bisa dicegah atau dampaknya bisa diminimalisir.

“Harusnya operasional kepelabuhanan harus memperhatikan kelestarian lingkungan, jangan sampai terjadi pencemaran lingkungan terutama air sungai, Selain itu juga perusahaan wajib mengutamakan keselamatan seluruh pekerja,”jelasnya.

Saya akan pastikan masalah ini akan kami tinjau kembali dan didalami serta dikaji bersama KSOP Sampit dan pihak terkait, agar masalah tumpah CPO atau pun benda cair lainnya seperti Minyak Kotor di Pelabuhan Pelindo III, TUKS dan TERSUS tidak terulang lagi dan menjadi pelajaran bagi usaha kepelabuhanan.

“Kami akan melakukan koordinasi dengan semua pihak, sebelum ini selesai kami minta tongkang tersebut tidak diijinkan untuk berlayar,” pungkasnya.

Sementara itu GM Pelindo III Bagendang melalui Anas Medika Maneger Pelayanan Group A membenarkan adanya tumpahan CPO itu.

“Benar ada CPO tumpah saat pengisian,karena adanya kebocoran di lambung tongkang,” jelasnya.

Menurutnya tumpahan CPO terbawa arus itu sampai 150 meter ke arah laut, tapi dengan cepat sudah kita bersihkan.

“Alhamdulillah sudah bersih seperti sedia kala, dan sudah selesai,” katanya.

Ditanya awak media apakah Pelindo III Bagendang mempunyai Oil Boom menurut Anas, ada dan diakuinya bahwa saat tongkang sedang dilakukan pengisian CPO Oil Boom tidak dipasang.

“Saat tongkang melakukan pengisian CPO Oil Boom tidak dipasang,” ucap Anas.

Menurutnya diperkiraan CPO yang tumpah 60 ton-an,” Sekitar 60 ton-an,” katanya mejawab pertanyaan wartawan.

Sementara hasil investigasi Media ini dilokasi kejadian, didapat lantai kerja pelabuhan no sefe, lantai  pelabuhan kotor dan licin yang sangat rawan bagi pekerja di areal bongkar muat.

BACA JUGA   Penanganan Tengkes di Kotim Harus Ditingkatkan

Dan informasi yang didapat, saat pengisian CPO di pelabuhan, karyawan yang berwenang  tidak ada ditempat, hanya karyawan biasa yang ada di lokasi kejadian.

“Dikantor gak ada orangnya,” kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya.

Selain itu sumber lain yang bisa dipercaya dan juga tidak mau namanya ditulis juga mengatakan tumpahan CPO tersebut sekitar kurang lebih 600 ton.

“Ada 600 ton kurang lebih yang yang tumpah ke sungai,” sebutnya kepada awak media.

 

 

Facebook Comments

- Advertisement -
Iklan
- Advertisement -
- Advertisement -
Related News