Tujuh individu orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, Palangka Raya, kembali dilepasliarkan ke kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) di Kabupaten Katingan.
Acara pelepasliaran dilakukan secara simbolis dari Kantor Balai KSDA Kalimantan Tengah oleh Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Ditjen KSDAE, Minggu (6 /6/2021).
drh Indra Exploitasia, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati mengapresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam pelepasliaran orangutan ini.
Dia menyebut sampai saat ini pemerintah komitmen untuk melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia melalui upaya konservasi yang sistematis, yakni perlindungan sistem pendukung kehidupan, pelestarian keanekaragaman spesies dan ekosistemnya dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Salah satu upaya pelestarian keanekaragaman hayati di antaranya melalui kegiatan pelepasliaran satwa khususnya orangutan hasil rehabilitasi ke habitat aslinya.
“Kegiatan pelepasliaran merupakan proses panjang yang dimulai dari tindakan penyelamatan satwa dilanjutkan dengan rehabilitasi, pelepasliaran dan monitoring untuk memastikan satwa dapat hidup dan berkembang biak di habitatnya,” sebutnya.
Indra menuturkan kegiatan pelepasliaran hari ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan ‘Living in Harmony with Nature: Melestarikan Satwa Liar Milik Negara’ yang dicanangkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Juga dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia setiap 5 Juni serta Road to Hari Konservasi Alam Nasional 10 Agustus.
Handi Nasoka, Plt Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah menyampaikan tujuh individu orangutan yang dilepasliarkan ini terdiri dari 4 jantan (Barlian 10 tahun, Darryl 12 tahun, Randy 14 tahun, dan Unggang 10 tahun), dan 3 betina (Amber 16 tahun, Reren 8 tahun, dan Suayap 22 tahun).
Dari tujuh individu ini 5 individu merupakan hasil serahan dari warga, 1 individu orangutan hasil repatriasi dari Thailand atas nama Suayap, dan 1 individu atas nama Randy merupakan orangutan hasil rescue dari operasi gabungan tim wildlife rescue BKSDA Kalteng dan Yayasan BOS.
Semua orangutan ini telah melewati masa rehabilitasi antara 7 hingga 16,5 tahun dan telah dinyatakan sehat serta hasil swab PCR negatif, sehingga siap untuk dilepasliarkan di habitat alaminya.
Agung Nugroho, Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya menyampaikan orangutan yang dilepasliarkan kali ini akan menempuh perjalanan cukup panjang.
Sebelum akhirnya dapat menghuni rumah barunya di kawasan TNBBBR wilayah kerja Resort Tumbang Hiran, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Kasongan, Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.
Perjalanan menuju titik-titik pelepasliaran akan memakan waktu kurang lebih 15-20 jam (termasuk istirahat), melalui jalur darat dan jalur sungai.
Pasca pelepasliaran akan dilakukan monitoring intensif selama 2 bulan oleh tim monitoring untuk memastikan orangutan yang dilepasliarkan dapat beradaptasi dengan habitat barunya.
Sampai saat ini Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya bersama BKSDA Kalimantan Tengah dan bekerja sama dengan mitra Yayasan BOS serta para pihak lainnya telah melepasliarkan 178 orangutan sejak 2016.
Termasuk yang akan dilepasliarkan hari ini. Sedangkan total pelepasliaran yang telah dilakukan sejak 2016 di seluruh kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya yang berada di Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
“Bersama mitra terkait lainnya adalah sebanyak 234 individu dan termonitor kelahiran baru di alam sebanyak 5 individu,” sebutnya.
Jamartin Sihite, CEO Yayasan BOS mengatakan keberhasilan pelepasliaran ini tidak lepas dari peran serta berbagai pihak. Yayasan BOS bersama BKSDA Kalteng.
Yayasan BOS juga memberikan penghargaan atas dukungan dan kontribusi organisasi mitra global kami (BOS Australia, BOS Inggris, BOS Jerman, BOS Swiss, dan Save the Orangutan), Orangutan Outreach, U.S. Fish and Wildlife Service.
Serta, Orangutan SAFE, para pendukung dari dunia usaha seperti PT. BCA, PT. SSMS, dan berbagai lembaga konservasi lain, serta donor perseorangan dari seluruh dunia yang mendukung kerja konservasi dan pelestarian alam di Indonesia.
Facebook Comments