76 Tahun Indonesia Merdeka, Masih Ada Saudara Sebangsa yang Terasingkan

- Advertisement -
Selama 76 tahun sudah Indonesia Merdeka, masih ada saudara kita sebangsa yang terasingka, hal ini disampaikan oleh Muhammad Gumarang, seorang Penulis Buku,”Sampit Bukan Poso Bukan Pula Timor–Timur,” Sabtu (28/08/2021) kemarin.

Menurut Gumarang, Saudara sebangsa yang terasingkan, masih ada di Indonesia yang beragam suku, agama, budaya telah menjadi negara besar, 76 tahun kita telah menikmati kemerdekaan, pembangunan disana sini mengubah peradapan kita sebagai anak bangsa.

Ilmu pengetahuan, tehnologi dan ekonomi menjadi tumpuan hidup, bahkan nilai-nilai agama atau sosial moral kadangkala terabaikan, yang seharusnya menjadi rujukan sekelompok orang sibuk menikmati dan eporia hidup dalam kemewahan.

76
Ilustrasi

BACA JUGA: Pemkab  Kotim Dinilai Belum Mampu  Melaksanakan  Amanat Dari Undang-Undang Otonomi Daerah

Namun taukah, sadarkah kita ada saudara kita yang masih hidup dialam primitif, di pegunungan, hutan-hutan rimba belantara saudara kita yang terasing dan tepencil jauh dari kemajuan peradapan mereka hidup di hutan hutan belantara, tak ubahnya seperti binatang liar, berkehidupan menyatu dengan alam bebas.

Mereka tak mengenal negara, tak mengenal presiden, gubenur, bupati bahkan kepala desa, bahkan mereka tidak mengenal apa itu agama, hukum, politik, dan pemerintahan.

Mereka hidup dan berbuat, bersosial mengikuti sistim alam liar, tak ubahnya seperti kehidupan sekelompok hewan liar.

BACA JUGA : Camat Cempaga Bersama Kadis Koperasi dan UKM Kotim Benahi  Koperasi Cempaga Perkasa

Apakah mereka warga Indonesia?, sedangkankan mereka tak mengenal adanya Negara, Apakah mereka mengenal pahala dan dosa?, sedangkan mereka tidak mengenal agama, kafirkah mereka, domba sesatkah mereka?, sedangkan mereka hidup dan lahir karena kodratNya.

Adakah rasa tanggung jawab kita untuk memanusiawikan mereka, atau mereka selamanya dijadikan saudara yang terasingkan, salahkah mereka karena kodratNya menjadi manusia kerdil primitif, tentu Tuhan Yang Maha Adil dan Maha Tahu atas segala ciptaannya.

Sekalipun selama ini menjadi perdebatan publik tentang eksistensi mereka antara ada dan tiada di republik ini.

[*to-65].

- Advertisement -
Iklan
- Advertisement -
- Advertisement -
Related News