Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin mengungkapkan, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) pada rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Palangka Raya terus menurun.
“Adanya penurunan keterisian BOR ini sebagai sisi positif dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dimulai sejak 3 Juli 2021 yang lalu,” ujar Wali Kota Palangka Raya, Jumat (3/9/2021).
Lebih lanjut Wali Kota menjelaskan, dari 8 fasilitas kesehatan rujukan Covid-19 yang ada di Kota Palangka Raya memiliki kapasitas isolasi sebanyak 710 ranjang perawatan dan 15 ranjang intensif. Per 31 Agustus, ada 264 ranjang isolasi terpakai dan 11 ranjang insentif yang terpakai.
” Per 31 Agustus lalu, maka keterisian khusus ranjang isolasi di angka 37,18% dan ranjang insentif 73,33%. Alhamdulilah, kalau dilihat sepanjang bulan ini keterisian BOR terus menurun,”jelasnya.
Adapun untuk puncak tertinggi keterisian BOR di Kota Palangka Raya ungkap Fairid, yakni tercatat pada tanggal 2 Agustus 2021, dimana dari 688 ranjang isolasi, maka yang terisi sebanyak 537 ranjang atau 78,05%.
Namun setelah itu, angka keterisian ranjang perawatan setiap harinya terus menurun sampai akhir Agustus hanya terisi 37,18 persen.
Selain BOR yang terus menurun, maka kabar baiknya sambung Fairid juga adanya penurunan angka kasus aktif yang diiringi dengan angka sembuh meningkat hingga mencapai 85,07 persen.
“Ini menandakan salah satu bukti keberhasilan dari kepatuhan masyarakat terhadap PPKM. Ingat, masyarakat tidak bereuforia atas penurunan data kasus yang ada. Sebaliknya tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan,” katanya.
Facebook Comments