Sekretaris Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalimantan Tengah, Elbadi Fardian mengatakan, KONI hanya meminta cabang olahraga beladiri termasuk cabang pencak silat untuk membuang egoisme perguruan bila ada pesilat sudah bertanding di tingkat nasional.
Egoisme perguruan yang berlebihan, sering mengantarkan pesilat dibawa tidak lolos, kalah saat mengikuti kejuaraan di luar daerah.
“Ini sering saya amati karena pesilat bukan dari perguruan dibina dan pelatih dari perguruan lain sehingga tidak memberikan masukan bagi pesilat ini sangat disesalkan,” kata Elbadi, disela menyaksikan kejuaraan pencak silat Open Dandrem 102 Cup, Sabtu (23/10/2021).
Untuk itu, KONI Kalteng lanjut dia meminta pelatih perguruan, serta IPSI Kalteng sebagai rumah induk bernaung ribuan pendekar agar bisa memberikan pengertian dan pemahaman soal egoisme perguruan ini.
“Sekali lagi kalau sudah pesilat bertanding keluar membawa nama Kalteng nama daerah tidak lagi membawa nama perguruan silat,” tegasnya.
Menurutnya, siapa terpilih menjadi pelatih, official dalam kejuaraan membawa nama Kalteng diluar provinsi, hendaknya memberikan masukan ilmu bagi pesilat dibawa dalam kejuaraan. Agar pesilat untuk bisa memenangkan pertandingan dan membawa pulang piala baik di kejuaraan pelajar, remaja dan dewasa.
Sementara itu Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalteng, Falery Tuwan mengatakan, sangat bangga melihat banyak generasi muda pencinta cabang olahraga pencak silat.
Menurutnya, tantangan organisasi Ikatan Pengurus Pencak Silat (IPSI) Kalteng adalah mengembangkan eksistensi pencak silat di Kalteng.
“Tentu bagi Dispora, maupun IPSI Kalteng sangat bangga bila cabang pencak silat bisa lolos dibabak kualifikasi PON 2024 di Aceh dan Sumut,” pungkasnya.
[*to-65] – Sumber: (MC Isen Mulang.1/wspd) https://mediacenter.palangkaraya.go.id/