Proyek Miliaran Rupiah di Desa Handil Sohor, Diduga Menggunakan Kayu Jabuk

- Advertisement -
Proyek pembuatan dinding seng dan atap tangki septik individual di Desa Handil Sohor, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur, menumbuhkan kekecewaan sejumlah masyarakat.

Hal itu diungkap seorang warga bernama Bahrudin selaku penerima bantuan. Bahwa dirinya merasa kecewa dengan pengerjaan proyek miliaran yang dikerjakan asal jadi.

“Beginilah kondisinya Pak, kayunya jelek tipis dan sebagian ada yang jabuk, ini kayu sibitan namanya. Untuk kandang ayam cocok,” ungkap Bahrudin.

proyek
Bahrudin sambil memegang kayu dengan raut wajah penuh rasa kecewa

Data yang berhasil dihimpun dilapangan, ada dua papan proyek ditemukan. Papan proyek pertama sumber dana APBD Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2021 dengan nilai kontrak Rp299.600.000.

Sedangkan papan proyek yang kedua bersumber dari DAK (Dana Alokasi Khusus) tahun 2021, nilai kontrak Rp831.700.000.

Proyek pembangunan tersebut dari Dispuprkim (Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang) Kabupaten Kotawaringin Timur.

Sedangkan keseluruhan yang dibangun kata Bahrudin ada 100 unit. Dengan menelan uang negara senilai miliaran rupiah.

Tak hanya Bahrudin yang merasa keberatan dengan adanya bantuan tersebut, Mispudin dan Ahmad Sayuti warga Desa Handil Sohor juga kecewa melihat material yang tidak sesuai dengan nilai kontrak.

Sementara ujar Sayuti, jika 100 unit itu dengan nilai satu miliar lebih, maka per unitnya kurang lebih 10 juta. Itu engga mungkin, walaupun kami orang kampung tapi kami bisa menilai berapa harga satuan barang.

“Kami tau harga seng dan semen per sak, kemudian harga kayu per kubik juga tau disini, kayu inipun mau disebut kelas berapa, apa ini kayu kelas tiga atau kelas empat, karena kayunya tipis dan jelek,” ucap Bahrudin sambil memegang kayu dengan raut wajah penuh rasa kecewa.

“Ini kayu jabuk tidak layak pakai, jika mengambil keuntungan yang wajar jangan keterlaluan, dengan kondisi bangunan seperti ini membuat kami kwatir. Sebabnya kedudukan/pondasi closet tidak menggunakan cor beton,” ucapnya.

“Yang ada dibawahnya tanah cangkulan kemudian ditutup menggunakan papan agar tanah tersebut tidak keluar,” kata Bahrudin, Senin 8 November 2021 kepada indeksnews,com.

“Bangunan seperti itu tidak lama bisa runtuh, apalagi kayunya jabuk dan pondasinya tidak kuat. Nilai dengan fisik tidak sesuai dengan RAB (Rencana Anggran Biaya) ini pekerjaan asal jadi,” pungkas Bahrudin.

BACA JUGA   Warga 3 Desa Membantah Hasil Klarifikasi Ombudsman, Ini Penjelasannya

 

- Advertisement -
Iklan
- Advertisement -
- Advertisement -
Related News