Ada Anggapan Covid-19 Hanya Rekayasa Pemerintah, Tunggu Akibatnya.

- Advertisement -
OPINI PUBLIK:
Ada Anggapan bahwa Covid-19 itu hanyalah rekayasa pihak tertentu, “Tes Corona itu cuman akal-akalan pemerintah doang biar dapat proyek”

Anggapan semacam ini membangkitkan kretivitas saya selaku wartawan Indeksnews.kalteng.com mencoba mengutip beberapa suara sumbang dikalang masyarakat pro dan Kontra secara umum, baik di Sosmed dan beberapa pemberitaan yang beredar terkait dengan pandemi Covid-19.

Ada kisah menarik yang penulis dapatkan entah ini nyata ataupun tidak terserah para pembaca untuk menyimak dan menyimpukannya bahwa ada beberapa Anggapan dan keluhan dari anak kandung  yang khawatir dan selalu was-was akan tertular Covid-19 dari ayahnya sendiri yang didiagnosis terinfeksi Covid-19.

Vovid-19
Foto Ilustrasi

Katakan saja nama anak itu Rina (nama samaran). Bagaimana tidak diceritakan bahwa sang ayah baru saja didiagnosis terinfeksi Covid-19, namun nampaknya sang ayah tidak terlalu perduli dengan penyakitnya tersebut.

Sang ayah tersebut prilakunya didalam rumah bersama keluarga hanya cuek-cuek saja walaupun dia termasuk golongan pasien tanpa gejala apapun, prilaku sang ayah ini membuat Bunga pusing bagaimana solusinya untuk mengatasinya.

Yang seharusnya sang ayah ini cepat-cepat mengisolasikan dirinya, segera lakukan tes PCR untuk memastikan tertular Covid-19 atau tidak, dirumah Bunga bukan hanya ayahnya saja yang cuek, ibunya juga cuek hal ini menurut Bunga lebih parah lagi.

timthumbMenurut Rina,”Gimana ya, aku sebenarnya takut banget, tapi nggak bisa ngapa-ngapain juga. Aku mau tes, tapi mama selalu bilang ‘tes Corona itu cuman akal-akalan pemerintah doang biar dapat proyek’ Padahal di deket rumah ada tes Covid-19 digelar secara gratis,” tutur Rina

Masalah ini bukan hanya Rina yang merasa khawatir dan was-was, kakak Bungapun juga merasakan hal yang sama. Terlebih jika melihat ibunya seperti golongan yang tidak percaya penyakit Covid-19, itu ada dan nyata meski ayahnya sudah jelas tertular.

BACA JUGA   UU Cipta Kerja Tuntaskan Tiga Masalah Penghambat Investasi

Rina mengatakan, orang tuanya selalu berbicara mengenai teori-teori yang menyebut virus Corona tidak mematikan, sehingga tak perlu ambil pusing, meski sudah ada beberapa orang di lingkungan sekitarnya yang sudah tertular Covid-19.

“Mama juga kalau ditanyain sama orang soal kondisi papa, selalu marah. Pokoknya nggak mau percaya gitu. Apalagi kan papa juga Alhamdulillah sehat-sehat aja, makin deh nggak percaya nggak mau tes juga. Bingung pokoknya,” ungkap Rina.

Kejadian serupa juga dialami Vina (bukan nama sebenarnya). Sejak awal pandemi Covid-19, ia selalu menjaga diri dan keluarganya agar tidak tertular. Mulai dari menyiapkan wastafel di depan rumah sampai mendisinfeksi tiap sudut ruangan minimal dua hari sekali.

Saat salah satu tantenya terinfeksi Covid-19, ia makin menjaga diri agar tidak membawa virus dengan tak pernah keluar rumah. Terlebih, di rumahnya ada orang tuanya yang sudah berusia sepuh, di atas 60 tahun, yang pasti memiliki risiko tinggi untuk tertular.

Hanya saja, beberapa orang di keluarganya tidak memiliki pandangan yang sama. Meski sudah ada yang tertular, saudara dari tantenya yang terinfeksi masih saja ingin mengunjungi kediamannya. Jika diberitahu soal risiko Covid-19, mereka akan marah.

“Pokoknya selalu bilang ‘toh kita semua bakal meninggal juga. Urusan mati kan di tangan Allah’. Ih aku kesel banget. Belum lagi kalau datang kadang copot masker padahal tahu dirinya punya risiko jadi pembawa virus,” kata Vina.

Transmisi lokal Covid-19 khususnya di kalangan keluarga juga sudah menjadi perhatian pemerintah untuk ditanggulangi. Sudah ada banyak kasus klaster keluarga yang terjadi karena anggota keluarga tidak menjaga diri. Bahkan, data dari Satgas Covid-19 mengungkap ada 7.411 pasien yang berasal dari klaster keluarga.

BACA JUGA   Masyarakat Desa Sumber Makmur Tuntut Sewa Lahan dipakai oleh PT. BSK Wilmar Group

Pertanyaan Sekarang  Bagaimana cara mencegah klaster keluarga?

Jawabannya: Pastikan langsung mengganti baju setelah datang bepergian,    Cuci tangan dengan sabun dengan air yang mengalir selama 20 detik, bergegaslah mandi, Taruh pakaian kotor secara terpisah dengan yang lain dan langsung dicuci,  Jangan lewatkan hal tersebut sebelum melakukan kontak atau aktivitas dengan keluarga didalam rumah.

Sekian mohon maaf jika ada kesamaan dalam tulisan ini, intinya penulis ingin mengambil langkah terbaik untuk mencegah penularan Covid-19 yang melanda umat manusia hampir diseluruh dunia yang tidak pandang bulu, apakah orang miskin, orang kaya dan lain sebagainya fakta yang sudah membuktikan.

(*to-65)

Baca Juga: Rajia Masker Dalam Rangka Giat Pendisiplinan Protokol Kesehatan

Facebook Comments

- Advertisement -
Iklan
- Advertisement -
- Advertisement -
Related News