Kepedulian pengusaha perkebunan selama ini dinilai sangat rendah, kurang berkontribusi terhadap daerah dalam hal menyediakan minyak goreng dengan harga yang wajar.
Wakil Ketua DPRD Kotawaringin Timur (Kotim), H. Hairis Salamad menilai rendahnya kepedulian para pengusaha perkebunan selama ini berkontribusi terhadap daerah dalam hal menyediakan minyak goreng dengan harga yang wajar.
Hairis Salamad menilai gejolak minyak goreng yang juga terjadi di daerah ini akibat lemahnya pengawasan oleh pemerintah daerah setempat.
Dia menyebut selama ini pengiriman CPO dari Kotim sangat banyak. Bahkan dalam setiap bulan tidak menutup kemungkinan bisa mencapai jutaan ton diangkut.
“Namun, di satu sisi minyak goreng kerap sulit ditemui dan harganya melambung tinggi. Saya lihat tata niaga minyak goreng perlu disempurnakan,” katanya, Selasa, 19 April 2022.
Ia juga mengaku yakin dan percaya stok minyak goreng di daerah ini melimpah, tapi mungkin saja ada fase-fase penimbunan.
“Ini yang perlu dikejar supaya tidak ada lagi lonjakan harga,” tegas Hairis.
Politisi Partai Amanat Nasional ini menyebut, areal perkebunan kelapa sawit di daerah ini bahkan sudah mencapai 49 persen dari luas wilayah.
Namun ironisnya masyarakatnya juga harus dipusingkan dengan lonjakan harga minyak goreng, lantaran kurangnya kepedulian pengusaha.
Hairis bersama stafnya sudah pernah turun langsung mengecek ketersediaan minyak goreng di ritel modern, ternyata kosong, padahal selama ini pemerintah kabupaten selalu mengklaim bahwa stok mencukupi.
“Data pemerintah cukup bahkan melimpah tapi faktanya di retail banyak yang kosong,” pungkasnya.