Selama Ada Oligarki Ekonomi, Ini Intinya Kata Ketua DPD RI

- Advertisement -
Selama ada Oligarki Ekonomi, siapapun Capres 2024 nantinya tidak akan bisa untuk mewujudkan janji kampanyenya.

Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengatakan siapapun calon presiden (Capres) yang muncul di Pilpres 2024 tidak akan bisa mewujudkan janji-janji politik selama masih ada Oligarki Ekonomi.

“Jangan heran bila janji-janji manis untuk mewujudkan Keadilan Sosial dan Kemakmuran Rakyat yang diucapkan Capres-Cawapres tidak akan pernah terwujud,” ujar LaNyalla Minggu (5/6/2022).

BACA JUGA   LaNyalla Punya Etika dan Intelektual Sesuai Kriteria yang Harus Dibutuhkan Pemimpin Nasional

WhatsApp Image 2022 06 05 at 11.56.52“Karena yang membiayai proses munculnya pasangan Capres-Cawapres adalah Oligarki Ekonomi. Mereka ini yang mengatur kebijakan dan kekuasaan agar berpihak kepada mereka,” katanya.

Hal ini disampaikan LaNyalla saat Dialog Nasional Peringatan 25 Tahun Mega-Bintang bertema Kedaulatan Rakyat versus Oligarki dan KKN, di Solo, Jawa Tengah.

Dijelaskannya, tidak akan mungkin seorang Capres menghentikan Impor Garam, Impor Gula, Impor Beras dan komoditas lainnya, sementara Oligarki Ekonomi yang mendesain dan membiayai Capres tersebut adalah bagian dari Penikmat Uang Rente dari Keuntungan Impor.

BACA JUGA   LaNyalla: Anak Muda Harus Berkewajiban Hapuskan Gap Antar Kelas Masyarakat

“Bagaimana mungkin seorang Capres akan mewujudkan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Ayat 1, 2 dan 3 dimana bumi, air dan isinya dikuasai negara untuk sepenuhnya kemakmuran rakyat,” inbuhnya.

“Dan cabang produksi yang penting bagi hajat hidup orang banyak dikuasai negara, bila Oligarki Ekonomi yang mendesain dan membiayai Capres tersebut adalah bagian dari penikmat Konsesi Lahan atas Sumber Daya Alam Hutan dan Tambang,” jelasnya.

LaNyalla juga mempertanyakan kemampuan seorang Capres mampu melakukan Re-Negosiasi kontrak-kontrak yang merugikan negara terhadap cabang-cabang produksi yang penting bagi hajat hidup orang banyak.

BACA JUGA   Pengembangan Pariwisata Harus Sejalan dengan Potensi Sektor Lainnya

Seperti Listrik dan Energi, sementara Oligarki Ekonomi yang mendesain dan membiayai Capres tersebut adalah bagian dari penikmat dalam kontrak-kontrak tersebut.

Menurut LaNyalla, oligarki ekonomi dan oligarki politik mengatur permainan untuk menentukan Pimpinan Nasional bangsa ini karena adanya pasal 222 UU tentang Pemilu yang memaksa Partai Politik berkoalisi untuk memenuhi ambang batas.

Lanjutnya, Oligarki Ekonomi dan Oligarki Politik mengatur dan mendesain siapa pemimpin nasional yang akan mereka mintakan suara dari rakyat melalui Pilpres.
Mereka yang membiayai semua proses itu dari biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun koalisi partai hingga biaya pemenangan dalam proses Pilpres.

Dalam dialog Nasional, Ketua DPD RI hadir didampingi Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifudin dan Togar M Nero.

Sementara itu hadir juga Deklarator dan Pendiri Mega Bintang Mudrick Setiawan M. Sangidoe, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari, pengamat politik Rocky Gerung, Ferry Juliantono (Sekjen Syarikat Islam).

Kemudian M. Jumhur Hidayat (Ketua KSPSI), Syukri Fadholi (Ketua Presidium FUI DIY), Syahganda Nainggolan, Lieus Sungkharisma, Ustad Alfian Tanjung Kol (Purn) Sugeng Waras, Boyamin Saiman dan lainnya.

BACA JUGA   Nono Sampono Ajak Generasi Muda Harus Perkuat Nilai-nilai Kebangsaan
- Advertisement -
Iklan
- Advertisement -
- Advertisement -
Related News