Huawei menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung dan turut mendorong penguatan ekosistem ekonomi syariah Indonesia melalui optimalisasi teknologi digital.
Hal ini bersamaan dengan peringatan Hari Raya Idul Adha 1443 H. Dorongan tersebut disampaikan di tengah berlangsungnya program CSR Huawei berupa donasi hewan kurban bagi komunitas Muslim di 13 kota di Indonesia.
Penyerahan hewan kurban secara simbolis diserahkan oleh Mohamad Rosidi, Director of Business Strategy, Huawei Indonesia kepada Sutrisno, takmir Masjid Masjid At-Thohir di Cimanggis, Jawa Barat. Kamis (7/7/2022) lalu.
Yenty Joman, Director of Government Affairs, Huawei Indonesia menyampaikan, “Komitmen ‘Huawei I Do’ menegaskan dukungan kami bagi ekosistem digital Indonesia, khususnya terkait pemulihan pasca-pandemi.
Sebagai penyedia solusi TIK global, Huawei percaya bahwa teknologi digital dapat menjadi pendorong dan pemberdaya utama bagi masyarakat luas.
Kapasitas organisasi maupun individu dapat ditingkatkan menggunakan teknologi, dan ini pun akan menciptakan ekosistem yang lebih dewasa.
“Sejak 2020, Huawei telah berkolaborasi dengan pemerintah, akademisi, industri, dan mitra ekosistem lainnya untuk menyiapkan setidaknya 100 ribu talenta digital pada tahun 2025 mendatang,” ujar Yenty Joman.
“Hingga kini, lebih dari 60 ribu talenta digital telah mendapatkan pelatihan mengenai perkembangan TIK termutakhir melalui rangkaian pelatihan yang kami laksanakan,” tuturnya.
Sarwoto Atmosutarno, Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) memuji peran penting yang dimainkan Huawei bersama mitra industrinya dalam mendorong transformasi di seluruh ekosistem.
Industri berkomitmen akan terus mendukung pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi.
“Kami menyambut baik kontribusi Huawei terhadap ekosistem Indonesia dan khususnya pelaku industri lokal, yang diperkuat oleh pengalaman dan keahliannya yang telah terbukti secara global,” ujar Sarwoto Atmosutarno.
“Ini akan membantu kita menyiapkan semua persyaratan yang diperlukan untuk mengimplementasikan transformasi digital secara menyeluruh, termasuk kepatuhan terhadap standar-standar teknologi bertaraf internasional, kesiapan infrastruktur digital, serta peningkatan infrastruktur jaringan,” jelasnya.
Senada, Ir. Soegiharto Santoso, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional (Aptiknas) menggarisbawahi pentingnya pengembangan talenta digital guna menciptakan ekosistem yang berkelanjutan.
“Setiap pemangku kepentingan harus ikut andil dalam persiapan talenta-talenta masa depan dan memastikan bahwa mereka dilengkapi dengan berbagai kecakapan yang dibutuhkan,” ujar Soegiharto.
“Inisiatif persiapan talenta digital yang telah dijalankan Huawei dapat menjadi contoh bagi pemain industri lainnya. Niscaya, Indonesia akan berada di jalur yang tepat menuju kemajuan negara yang diberdayakan oleh teknologi.” jelas Soegiharto.
Hewan kurban yang berupa 15 sapi dan 60 kambing ini disumbangkan kepada komunitas-komunitas di 13 kota yang telah Huawei layani, sebagai cerminan komitmen perusahaan yang berkelanjutan untuk membangun konektivitas jaringan di dalam negeri.
Lebih lanjut, Perusahaan ini telah menjalin kerja sama dengan para mitranya, terutama melalui proyek USO pemerintah, untuk mengakselerasi inklusi digital bagi mereka yang tinggal di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dan belum terkoneksi.
Menurut Muhammad Arif, Ketua Umum Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), ketersediaan konektivitas adalah hal yang terpenting untuk diperhatikan agar infrastruktur digital dapat memampukan transformasi yang menyeluruh.
Pandemi telah mempercepat pertumbuhan pengguna internet secara signifikan. Menurut survei APJII pada 2021, tercatat bahwa 77 persen populasi Indonesia, setara dengan lebih dari 210 juta penduduk, telah terhubung dengan internet.
Namun, pekerjaan masih panjang dan belum selesai, karena masih ada sisa populasi yang belum terkoneksi. APJII menyambut baik upaya Huawei untuk meningkatkan kolaborasi dengan para penyelenggara jasa internet dalam memeratakan digitalisasi di Indonesia.
Kembali menekankan konektivitas, M. Tri Prasetya, Wakil Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) mengatakan bahwa pengembangan konektivitas harus melibatkan kolaborasi antara semua pemangku kepentingan di ekosistem.
“Ke depannya, kita harus meningkatkan komunikasi, kolaborasi, dan kerja sama antara pemangku kepentingan, baik asosiasi industri, pemerintah, maupun komunitas,” ujar Tri Prasetya.
“Ini akan memperbaiki dan bahkan memperluas layanan jaringan yang ada bagi kepentingan publik. Kami mengapresiasi kontribusi Huawei yang istimewa di bidang tersebut,” katanya.
Lanjut Tri, selain di bidang pengembangan talenta digital dan pembangunan konektivitas, Huawei juga berencana membuat program akselerasi dan merencanakan investasi ke perusahaan rintisan di Indonesia melalui program Huawei Spark.
Sejak diluncurkan pada tahun 2020, Huawei telah memiliki 60 portofolio startup di Asia Pasifik dan berencana memberikan pendanaan US$100 juta dalam 3 tahun ke depan.
Di sela-sela acara, Huawei juga mengadakan diskusi panel yang bertajuk Transformasi Digital dalam Ekonomi Syariah yang melibatkan Muhammad Neil El Himam, M.Sc.,
Deputi Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia; Ir. Eddy Satriya, M.A., Deputi Usaha Mikro.
Kemudian Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; Muhammad Hamudi Bin Abdul Khalid, CEO dan Co-founder Orpheus Capital; dan Muhammad Dennisa, Program Director Huawei Spark Malaysia sebagai panelis, serta Heru Sutadi, Executive Director Indonesia ICT Institute sebagai moderator.
Perwakilan dari komunitas Muslim terkemuka, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdatul Ulama, dan PP Muhammadiyah, serta akademisi juga turut menyaksikan kegiatan donasi ini.
Catatan: Huawei Technologies Co., Ltd. adalah sebuah perusahaan teknologi multinasional yang berkantor pusat di Shenzhen, Guangdong, Tiongkok. Perusahaan ini merancang, mengembangkan, dan menjual peralatan telekomunikasi dan elektronik konsumen.