Dalam pelaksanaan SMANSA CUP 2022 kali ini seluruh siswa dan siswi SMAN-1 Pangkalan Bun kompak untuk menampilkan tentang Budaya Nusantara.
Dengan tema “Budaya Nusantara” ini diangkat setelah Covid-19 melanda negeri kita. Selama ini banyak sekali acara yang selalu diadakan setiap tahunnya.
Salah satunya SMANSA CUP 2022 kembali mengadakan acara secara offline dari tanggal 12-19 September 2022, dengan tema mengusung tentang Budaya Nusantara.
Pada acara pembukaan SMANSA CUP 2022 dilaksanakan dengan sangat meriah dan penampilan khusus dari siswa-siswi kelas X, XI dan kelas XII, melalui tari kolosal untuk memperkenalkan budaya-budaya nusantara di negri tercinta ini.
Alasan SMANSA CUP tahun ini mengusung tema Budaya Nusantara, karena banyak sekali generasi milenial yang melupakan kebudayaan Indonesia dan nampaknya lebih menyukai Budaya Asing.
Menurut Tyas, salah seorang guru SMAN-1 Pangkalan Bun, mereka memilih tema tersebut dengan harapan anak-anak generasi milinial tetap melestarikan budaya yang kita miliki, khususnya Budaya Daerah Kalimantan Tengah.
“Karena itu kami memilih tema tersebut dengan harapan agar anak-anak generasi milenial tetap melestarikan budaya yang kita miliki, khususnya budaya Kalimantan Tengah.” jelasnya, Sabtu (24/09/2022).
Acara penutupan SMANSA CUP tahun ini pun juga berbeda dari sebelumnya, karena pada tahun ini panitia beserta beberapa siswa-siswi kelas X, XI dan kelas XII, berkolaborasi menampilkan sesuai dengan jargon SMANSA CUP tahun ini “Become One, Become Strong”
Artinya, “Menjadi Satu, Menjadi Kuat”, yang mana membuktikan bahwa semua keluarga besar SMANSA Pangkalan Bun berasal dari suku, agama, ras, dan budaya yang berbeda tetapi tetap satu jua.
Dengan penampilan ini lanjutnya, kami ingin menyampaikan bahwa kekeluargaan SMANSA lah yang membuat SMANSA menjadi kuat.
“Dan kami berharap agar di SMANSA CUP yang akan datang, generasi selanjutnya bisa lebih kreatif dan inovati agar acara tahunan SMANSA CUP ini menjadi wadah aspirasi untuk menyalurkan bakat dan minat siswa-siswi khususnya di Kotawaringin Barat.” pungkasnya.
(Suci Awwalya)
