Palangka Raya – Memasuki tahun 2023 Palangka Raya dihadapkan pada bencana alam yakni longsor.
Informasi yang berhasil diperoleh media ini selama bulan Januari 2023 sebanyak 23 rumah yang terdampak dari longsor, berada di Kelurahan Langkai, dan Kelurahan Pahandut.
Informasinya dari jumlah tersebut, ada yang masuk kategori sangat rawan, sedang, dan ringan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palangka Raya, Emy Abriani, menyampaikan, ada 2 kejadian tanah longsor yang terjadi di Palangka Raya.
Pertama di Kelurahan Langkai, dan yang terbaru di Kelurahan Pahandut. Kejadian terbaru di Kelurahan Pahandut ada total 5 rumah yang terdampak.
Warga, jelas Emy, sementara ini akan dilakukan relokasi. BPBD Palangka Raya bekerjasama dengan Kecamatan Pahandut mendirikan posko, dan juga dapur umum untuk melayani warga yang direlokasi. Warga diminta untuk tidak lagi tinggal di rumah yang terdampak longsor.
”Kita dari BPBD Palangka Raya sedang melakukan kajian, dan mengevaluasi seluruh pemukiman yang berada di Bantaran Sungai Kahayan. Sebagaimana diketahui, Bantaran Sungai Kahayan merupakan areal terbuka hijau,” ujar Emy Selasa 10 Januari 2023.
“Kita merekomendasikan warga yang berada di Bantaran Sungai Kahayan untuk direlokasi,” katanya,
Menurutnya, kejadian di Kelurahan Pahandut Gang Kenanga ini cukup terlambat dilaporkan, dan sangat berbahaya. Kejadian longsor itu pada Minggu (8/1), dan baru dilaporkan pada Selasa (10/1).
Ini sangat berbahaya. Kedepan, pemerintah akan melakukan inventarisasi, dan mengkaji berapa banyak warga yang ada di Bantaran Sungai Kahayan.
BPBD Palangka Raya, kata Emy, merekomendasikan agar masyarakat yang ada di Bantaran Sungai Kahayan, untuk direlokasi.
Tempat yang akan menjadi lokasi relokasi akan dibahas bersama, dan ada sejumlah titik yang akan diajukan untuk tempat relokasi.
Sementara itu, Camat Pahandut, Berlianto, menyampaikan, warga yang berada di Bantaran Sungai Kahayan seluruhnya harus direlokasi.
Ada 3 kelurahan, yakni Kelurahan Langkai, Kelurahan Pahandut, dan Kelurahan Pahandut seberang yang akan diajak untuk komunikasi masalah relokasi.
Masalahnya, kata Berlianto, tidak semua warga yang tinggal di Bantaran Sungai Kahayan.
Ada beberapa warga hanya menggunakan rumah sebagai tempat untuk menjaga keramba. Ini yang akan coba dikoordinasikan terlebih dahulu, dan dikomunikasikan, sehingga akan diperoleh solusi terbaik, demikian. [Red]