Bom Waktu akhirnya meledak, karena kesabaran warga masyarakat di Wilayah Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) nampaknya sudah tidak terkendali lagi.
Bom waktu yang selama ini diprediksi sewaktu-waktu akan meledak akhirnya mulai meledak juga.
Sebagaimana yang disampaikan Richard William, Ketua Umum Pengacara GAPTA yang juga Pendiri Forum Wartawan Jaya Indonesia (FWJI) Bom Waktu akhirnya mulai meledak warga masyarakat akhirnya menempuh jalur Hukum Rimba dalam menuntut haknya.
Menurut Richard, peristiwa Anarkisme atau hukum rimba yang dilakukan ratusan warga masyarakat dari Kabupaten Seruyan di salah satu perusahaan kelapa sawit kemarin Kamis 6 Juli 2023 nampaknya sudah terjadi, namun sayangnya Masyarakat selalu dihadapkan dengan Polisi.
Pemicu meledaknya bom waktu ini bukan rahasia lagi di Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten Seruyan, yakni masalah kecurangan pihak perusahaan merampas hak warga masyarakat terutama masalah tanah/lahan masyarakat yang dirampas dan dikuasai tanpa hak oleh perusahaan tanpa adanya ganti rugi.
Kemudian masalah tuntutan Plasma 20%, yang selama ini selalu dijanjikan berdasarkan aturan dan undang-undang tidak pernah direalisasikan perusahaan ini.
Richard William berharap semoga bom waktu berikutnya tidak meledak lagi, baik di perusahaan ini maupun di perusahaan lain yang kasusnya setali tiga uang (sama).
Persoalan ini harusnya direspon positif oleh pemerintah daerah setempat maupun pusat, ini wujud lambannya respon pemerintah yang lebih cenderung membiarkan cara cara koboi terus berlangsung selama ini.
Baik dari kubu perusahaan maupun dari kubu masyarakat, hal ini umum seperti nya, mengingat selama ini cenderung dalam pemberian izin kurang atau tidak sama sekali tidak memperhatikan masyarakat yang terdampak akibat dari adanya investasi tersebut.
“Masyarakat selama ini berharap sebagaimana janji pemerintah yang ingin mensejahterakan masyarakat faktanya tidak demikian,” ujar Richard, Jumat 7 Juli 2023.
Richard menambahkan, akhir kata respon dengan positif atau investasi akan dibikin hengkang dari Bumi Kalimantan Tengah bila kesejahteraan masyarakat tidak diperhatikan dengan serius.
“Mengingat selama ini Bos investasi selalu mengklaim harta kekayaan nya tambah melimpah ruah tiap tahunnya, namun masyarakat sekitar investasi makin terpuruk,” pungkas Richard.
Informasi yang berhasil diperoleh media ini bahwa, Bom waktu ini meledak dan terjadi di Perusahaan PT Bangun Jaya Alam Permai (PT BJAP) 2, salah satu perusahaan perkebunan sawit di Kabupaten Seruyan, pada Kamis 6 Juli 2023 sekira jam 13.00 Wib.
Dalam peristiwa ini puluhan mobil operasional milik perusahaan PT BJAP dirusak warga bahkan mobil dinas Kapolres Seruyan juga menjadi korban dan sasaran amukan massa.
Kapolres Seruyan AKBP Ampi Mesias Von Bulow, membenarkan peristiwa itu terjadi, Ia mengaku masih dalam perjalanan menuju Kuala Pembuang, ibu kota Seruyan, ketika dikonfirmasi salah satu media pada Kamis, 6 Juli 2023.
Kasat Reskrim Polres Seruyan Iptu Wayan Wiratmaja, ketika dikonfirmasi media ini tidak memberikan jawaban baik melalui WhatsApp maupun di telephon.
Berdasarkan hasil penelusuran media ini bahwa aksi demo yang dilakukan warga masyarakat dari beberapa desa di Kabupaten Seruyan ini dimulai sejak Minggu (2/7/2023) semula dilakukan di PT BJAP 3.
Pada Kamis (6/7/2023), massa mengalihkan lokasi aksi ke PT BJAP 2. Massa yang melakukan aksi berasal dari sejumlah desa di sekitar perusahaan seperti Desa Sukamandang dan Rantau Pulut.
Aksi demo pada awalnya berlangsung damai, tiba-tiba berubah anarkis dan menyebabkan bentrok dengan pihak kepolisian yang mengamankan kegiatan tersebut.
Dari video yang beredar di media sosial, puluhan warga membawa senjata tajam bentrok dengan aparat kepolisian. Belum terkonfirmasi mengenai jumlah korban dan kerugian dalam aksi tersebut.
Massa yang marah kemudian melakukan perusakan terhadap sejumlah mobil operasional dan bangunan milik PT BJAP, buah dari bom waktu kali ini.
Nahas, mobil dinas Kapolres Seruyan juga menjadi korban perusakan. Belum diketahui secara pasti penyebab bentrokan yang berakhir ricuh itu, namun kabarnya terjadi karena kesalahpahaman.
Kamis petang, kemarahan massa mereda sehingga kericuhan yang terjadi mulai reda. Demo pun berakhir setelah massa membubarkan diri, demikian. [Red].