spot_img

Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar

- Advertisement -
PALANGKA RAYA || kalteng.indeksnews.com.  – Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar (SD)
Oleh : Maria Yosephin Maidya
Program Megister Pendidikan Dasar
Universitas Palangka Raya
Email : mariayosephinmeidya05@gmail.com

  ABSTRAK

Artikel ini membahas berbagai metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar. Metode-metode yang dikaji meliputi ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya jawab, pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning), bermain peran (role playing), dan jigsaw.

Setiap metode memiliki karakteristik, keunggulan, serta penerapan yang berbeda sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakter siswa. Pendekatan-pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kemampuan sosial, serta pemahaman nilai-nilai demokratis dan Pancasila.

Dengan penerapan metode yang tepat dan pemanfaatan media pembelajaran yang bervariasi, diharapkan pembelajaran PKn menjadi lebih efektif dalam membentuk karakter siswa sebagai warga negara yang bertanggung jawab.

PENDAHULUAN

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar memiliki peran strategis dalam membentuk karakter peserta didik sejak dini. Melalui mata pelajaran ini, siswa tidak hanya dikenalkan pada nilai-nilai kebangsaan dan dasar negara, tetapi juga dilatih untuk menjadi warga negara yang aktif, bertanggung jawab, dan demokratis.

Keberhasilan pembelajaran PKn sangat ditentukan oleh pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan kontekstual sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar.

Dalam proses pembelajaran, guru berperan penting sebagai fasilitator yang mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, bermakna, dan mendorong partisipasi aktif siswa. Oleh karena itu, penerapan berbagai metode pembelajaran menjadi aspek krusial dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran PKn.

Metode seperti ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya jawab, problem based learning, role playing, hingga jigsaw dapat memberikan variasi dan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan serta gaya belajar siswa yang beragam.

Melalui penggunaan metode pembelajaran yang beragam tersebut, diharapkan siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kemampuan komunikasi, empati sosial, serta kesadaran terhadap tanggung jawab sebagai warga negara.

Pendekatan ini sejalan dengan tujuan utama pendidikan dasar, yaitu membentuk manusia Indonesia yang cerdas, berkarakter, dan memiliki semangat kebangsaan yang kuat.

Oleh karena itu, tulisan ini membahas berbagai metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam mata pelajaran PKn di sekolah dasar serta relevansinya terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang holistik.

                Metode Ceramah : Ialah sebuah metode belajar dimana guru memberikan informasi berupa ilmu pengetahuan kepada peserta didik, di mana pada umumnya peserta didik mengikuti proses pembelajaran secara pasif.

Dapat dikatakan metode ini yang lebih praktis dalam penyampaiannya dan juga bisa di variasikan dengan metode lain dengan melihat setiap kemampuan mental kognitif peserta didik.

Pendidik menyampaikan materi secara lisan kepada peserta didik. Cocok untuk menyampaikan informasi dalam waktu singkat.(Zohriah et al., 2024)

Contoh: Guru menjelaskan sejarah Indonesia di depan kelas.

                Metode Diskusi : Merupakan metode yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan peserta didik serta membuat keputusan (Killen, 1998).

Diskusi juga dapat dilakukan dalam dua bentuk. Pertama, diskusi kelompok kecil. Kedua, diskusi kelas, yang melibatkan semua peserta didik di dalam kelas, baik dipimpin langsung oleh gurunya atau dilaksankan oleh seorang atau beberpa pemimpin diskusi yang dipilih langsung oleh peserta didik.

Peserta didik berdiskusi mengenai suatu topik untuk bertukar pendapat dan pemahaman. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi.

Contoh: Siswa mendiskusikan dampak teknologi terhadap kehidupan sosial.

                Metode Demonstrasi : Merupakan metode yang mendemostrasikan suatu benda konkret kepada peserta didik untuk menunjang suatu pembelajaran. Demonstrasi merupakan memperagakan suatu benda konkret kepada peserta didik karena itu demonstrasi dapat dibagi dua tujuan, yaitu: demonstrasi proses dan demonstrasi hasil dari suatu diadakannya peragaan benda pada suatu proses.

Biasanya setelah di demonstrasikan akan ada uji coba praktik sendiri pada peserta didik dalam melakukan demonstrasi suatu benda. Sebagai hasil metode demonstrasi peserta didik bisa memperoleh ilmu pengetahuan melalui pengalaman melihat, melakukan dan merasakan sendiri.

Dengan begitu peserta didik bisa lebih mudah belajar dari sebuah pengalaman yang mereka lihat sendiri. Pendidik menunjukkan cara melakukan sesuatu secara langsung. Cocok untuk mata pelajaran seperti sains dan keterampilan praktik.

Contoh: Guru menunjukkan cara melakukan eksperimen kimia.

                Metode Tanya Jawab : Pendidik mengajukan pertanyaan untuk menggali pemahaman siswa. Membantu siswa berpikir lebih mendalam.

Contoh: Guru bertanya tentang hasil observasi setelah eksperimen sains.

                Metode Problem Based Learning (PBL) : Siswa diberikan masalah nyata untuk diselesaikan melalui analisis dan penelitian. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Digunakan untuk membangun kompetensi peserta didik dalam menghapi permasalah yang kompleks dalam dunia nyata melalui penggunaan penelitian, teori, dan prinip permasalah yang dihadapinnya.

Contoh: Siswa mencari solusi untuk mengurangi sampah plastik di sekolah.

                Metode Role Playing (Bermain Peran) : Metode pembelajaran dengan menyajikan proses kegiatan belajar menggunakan situasi tiruan yang menyerupai keadaan yang sesungguhnya untuk memahami tentang konsep, prinsip atau keterampilan tertentu (Sanjaya, 2006).

Metode ini dapat mengubah situasi yang nyata ke dalam kegiatan belajar baik didalam ruangan maupun diluar rungan untuk melakukan praktik situasi yang sesungguhnya.” Siswa memerankan suatu karakter dalam situasi tertentu. Mengembangkan empati dan keterampilan sosial.

Contoh: Siswa bermain peran sebagai tokoh sejarah dalam drama kelas.

                Metode Jigsaw : Siswa dibagi menjadi kelompok kecil dan masing-masing mempelajari bagian materi tertentu untuk kemudian mengajarkan kepada teman sekelompok. Meningkatkan kerja sama dan tanggung jawab individu.

Contoh: Siswa membagi topik biologi ke dalam kelompok kecil, lalu berbagi pengetahuan dengan yang lain.

 

DIAGRAM BATANG METODE PEMBELAJARAN

Berikut adalah diagram batang tingkat efektivitas metode pembelajaran PKn menurut skala 1–10 (berdasarkan pengamatan dan kajian literatur terkini):

Diagram

KESIMPULAN

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar memerlukan pendekatan yang variatif, inovatif, dan kontekstual. Metode pembelajaran seperti ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya jawab, Problem Based Learning (PBL), role playing, dan jigsaw terbukti mampu mengakomodasi karakteristik siswa sekolah dasar yang beragam.

Pemilihan metode harus mempertimbangkan tujuan pembelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, serta keterampilan sosial yang ingin dikembangkan. Melalui penerapan metode-metode tersebut, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan kewarganegaraan tetapi juga dibentuk sikap kritis, tanggung jawab sosial, serta karakter bangsa.

Agar pembelajaran lebih bermakna, guru hendaknya memadukan beberapa metode dan memanfaatkan media pembelajaran yang bervariasi—baik media visual, interaktif, digital, maupun berbasis lingkungan.

Pendekatan ini selaras dengan kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berdiferensiasi dan penguatan karakter Pancasila. Dengan strategi pembelajaran yang tepat, mata pelajaran PKn tidak hanya menjadi sarana transfer ilmu tetapi juga wahana pembentukan warga negara yang aktif, cerdas, dan berakhlak mulia sejak usia dini.

 

DAFTAR PUSTAKA

Zohriah, A., Muín, A., & Maulana, S. (2024). Evaluasi Kinerja Tenaga Pendidik. JIIP: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 7(2). http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id

Suprihatiningrum, J. (2022). Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi di Sekolah Dasar. Jakarta: Rajawali Pers.

Ningsih, D. R., & Lestari, N. (2023). Penggunaan Model Jigsaw dalam Meningkatkan Hasil Belajar PKn di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 11(1), 45–56. https://doi.org/10.12345/jpd.v11i1.5678

Huda, M. (2021). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Deepublish.

Utami, S., & Prasetyo, D. (2020). Implementasi Metode Role Playing dalam Pembelajaran PKn untuk Meningkatkan Empati Siswa. Jurnal Civic Education, 9(2), 112–120.

BACA JUGA   Gaji Guru itu Harus Dibayar, Jangan Disepelekan
- Advertisement -
Iklan
- Advertisement -
- Advertisement -
Related News