SAMPIT – Kondisi Objek Wisata Riligius di Pantai Ujung Pandaran sangat memprihatinkan, keganasan ombak dari laut lepas menerjang pantai ini tidak bisa dihindari yang mengakibatkan bangunan mushola hancur berantakan.
Penomena alam ini nampaknya tidak mampu diatasi oleh dinas terkait di Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, yang dinilai gagal dalam segi pemeliharaan sarana umum ini, terlibih saat pandemic covid seperti sekarang ini.
Padahal setiap wisatawan baik lokal maupun wisatawan dari beberapa daerah di Indonesia tidak lengkap kalau tidak sampai ke Musala dan makam ini ketika berwisata ke Pantai Ujung Pandaran.
Baca Juga: Akibat Abrasi Pantai Ujung Pandaran Rusak, Pemkab Kotim Diminta Tanggulangi
Tidak hanya bangunan saja yang terkikis oleh abrasi, jalan menuju kearah musala dan makam ini pun juga tergerus gelombang hingga putus, dan tidak bisa dilalui baik kendaraan roda empat, roda dua maupun pejalan kaki.
Padahal dulunya kendaraan roda 4 dan roda dua bisa sampai dan parkir diseputaran musala ini, saat ini jalan kakipun sudah tidak bisa mencapai lokasi ini walaupun posisi air pasang sudah surut.
Kondisi semacam ini jika dibiarkan, tidak menutup kemungkinan dikemudian hari pantai wisata ujung pandaran ini tinggal nama dan tidak menarik lagi untuk dikunjungi oleh wisatawan.
Menyikapi permasalahan ini Wakil Ketua I DPRD Kotim, H. Rudianur mengatakan “Abrasi menghancurkan bangunan musala, sebelumnya akses jalan menuju kubah sudah lama terputus,” ujar Rudianur , Rabu (03/02/21) sore ketika dikonfirmasi melalui telephone genggam.
Baca Juga: Pesona Pantai Ujung Pandaran dan Pantai Kalab di Sampit
“Dulunya kendaraan bisa langsung ke kubah, tapi sekarang peziarah harus memakai kelotok untuk menyisir pantai agar bisa sampai ke kubah,” katanya.
Oleh karena itu, selaku wakil rakyat ia meminta Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk turun tangan membantu Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur menangani abrasi yang terjadi di Pantai Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit.
“Kami meminta pemerintah daerah, baik kabupaten maupun provinsi supaya memberikan alternatif daan solusi guna mengatasi abrasi yang terjadi di kawasan objek wisata Ujung Pandaran itu,” pintanya.
Politikus Partai Golkar ini juga mendesak pemerintah kabupaten maupun pemerintah provinsi agar serius untuk menangani abrasi yang terjadi di Pantai Ujung Pandaran, sehingga kerusakan tidak bertambah parah lagi.
Apalagi lokasi tersebut merupakan salah satu objek wisata andalan Kabupaten Kotim yang kini kondisinya sangat parah dan memprihatinkan.
“Saat ini sebagian pantai Ujung Pandaran terancam hancur akibat abrasi air laut yang terus menggerus pantai. Termasuk aset daerah berupa bangunan rumah betang yang ada di kawasan objek wisata tersebut,” terangnya.
Menurutnya persoalan ini perlu segera diantisipasi untuk jangka panjang. Jikalau abrasi dibiarkan tanpa ada penanggulangan yang optimal, maka suatu saat akan sampai ke lokasi wisata, termasuk proyek wisata dan bundaran yang dibangun oleh pemerintah daerah.
“Kalau hanya mengandalkan dana pemerintah kabupaten, maka akan sangat berat, karena dana yang dimiliki pemerintah kabupaten sangat terbatas, apalagi saat ini sedang pandemi Covid-19,” jelasnya
sementara penanganan abrasi membutuhkan dana besar dan penanganan cepat, maka dari itu pemerintah kabupaten mesti segera berkoordinasi dengan provinsi untuk penanganan,” pungkasnya. [*to-65].
Baca Juga: Pasiltas Wisata Langsung Menginap, Ada di Pantai Ujung Pandaran.
Facebook Comments