SAMPIT – Guna menyelamatkan Pantai Wisata Ujung Pandaran dari abrasi sampai saat ini masih berlangsung, Ketua Komisi III DPRD Kotawaringin Timur, Sanidin sangat prihatin dan angkat bicara.
Legislator dari DPRD Kotim ini berharap pemerintah pusat melanjutkan pembangunan tanggul penahan gelombang untuk menyelamatkan Pantai Ujung Pandaran dari abrasi yang masih terjadi.
“Kalau memang benar tahun ini pemerintah pusat kembali mengucurkan anggaran untuk membuat tanggul di Pantai Ujung Pandaran, kami berharap itu benar-benar terwujud karena sangat dibutuhkan,” katanya Kamis, (04/02/21) kemarin
Baca Juga: Objek Wisata Religius Pantai Ujung Pandaran Hancur Akibat Abrasi
Seperti kita ketahui bahwa Pantai Ujung Pandaran di Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotim, Provinsi Kalteng, merupakan salah satu objek wisata andalan Kotawaringin Timur, yang tidak lepas dari perhatian DPRD Kotim.
Tiap akhir pekan, terlebih saat libur panjang, pantai yang terletak sekitar 85 kilometer dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur itu selalu dipadati oleh pengunjung atau wisatawan.
Wisatawan yang berkunjung tidak hanya dari Kotawaringin Timur, tetapi juga dari daerah lain seperti Seruyan, Katingan, bahkan Palangka Raya. Sayangnya, sebagian titik di pantai itu kini rusak akibat abrasi.
Baca Juga: Akibat Abrasi Pantai Ujung Pandaran Rusak, Pemkab Kotim Diminta Tanggulangi
Abrasi ini akibat kuatnya gelombang dari Laut Jawa, terus menggerus Pantai Ujung Pandaran, khususnya di arah timur yang belum ada terlindungi tanggul penahan ombak.
Bagian Timur pantai ini ada terdapat objek wisata religi yakni kubah atau makam seorang ulama bernama Syekh Abu Hamid bin Syekh Haji Muhammad As`ad Al Banjary.
Ulama tersebut merupakan buyut dari ulama terkenal di Kalimantan Selatan yakni Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary atau lebih dikenal dengan sebutan Datu Kelampayan, yang terkenal dengan kitab karangannya berjudul Sabilal Muhtadin yang hingga kini banyak digunakan di sejumlah negara.
Kubah itu menjadi objek wisata religi dan banyak didatangi peziarah dari luar daerah. Namun kini keberadaannya sudah hancur akibat abrasi yang terus menggerus pantai tersebut.
Baca Juga: Anda Ingin Wisata, Jangan Lupa Ke Pantai Ujung Pandaran Asik.
Jalan menuju kubahpun kini sudah terputus oleh abrasi sehingga peziarah harus menggunakan perahu motor. Bahkan mushalla yang berjarak beberapa meter dari kubah tersebut, sebagian bangunannya sudah ambruk akibat pondasinya ambles digerus abrasi.
Sebelumnya, Camat Teluk Sampit Juliansyah mengaku mendapat informasi bahwa tahun ini pemerintah pusat mengalokasikan anggaran sekitar Rp18 miliar untuk melanjutkan pembangunan tanggul penahan gelombang.
Menanggapi itu, Sanidin dari komisi III DPRD Kotim mengaku sangat senang jika itu pembangunan tanggul itu nantinya direalisasikan.
Sanidin dari Komisi III DPRD Kotim mengatakan sudah sewajarnya pemerintah pusat turun tangan membantu karena pembangunan tanggul dimaksud, lantaran memerlukan biaya yang sangat besar, sementara dana yang dimiliki daerah sangat terbatas, terlebih di masa pandemi Covid-19 saat ini.
“Dulu kan pernah ada, mudah-mudahan memang ada lagi. Kalau memang ada bantuan APBN, tentu kita sangat berharap karena memang kemampuan kita di daerah sangat terbatas. Dengan anggaran yang ada saja kita sangat terbatas dan banyak rencana pembangunan yang mendesak tetapi harus ditunda,” ujar Sanidin Ketua Komisi III DPRD Kotim.
Sanidin berharap pembangunan tanggul dilanjutkan sehingga abrasi bisa atasi. Dia berharap Pantai Ujung Pandaran bisa dikembangkan menjadi objek wisata yang lebih menarik lagi sehingga banyaknya wisatawan yang berkunjung akan membawa dampak positif terhadap perekonomian masyarakat dan daerah. [*to-65].
Baca Juga: APBD Kotim Belum Bisa Tangani Abrasi di Ujung Pandaran
Facebook Comments