Masjid Jami Abdurrahim yang terletak di kota Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah diyakini sebagai mesjid tertua di kota tersebut.
Yang keberadaannya masih eksis sampai sekarang, klaim tersebut di perkuat oleh sejarah lisan yang disampaikan oleh ketua Yayasan Masjid Jami Abdurrahim H. M. Hajrannor yang tidak lain merupakan keturunan langsung dari pendiri masjid Jami Abdurrahim Muara Teweh.
“Masjid ini dibangun .pertama pada tahun 1791 dan merupakan mesjid tertua di Muara Teweh,” jelasnya.
Masih menurut H. M. Hajrannor terkait asal usul masjid Jami Abdurrahim, dia katakan bahwa bahwa asal usul mesjid jami Abdurrahim dibangun oleh penyebar agama Islam sekaligus pedagang di sepanjang sungai das Barito yang berasal dari Marabahan, Kalimantan Selatan.
“Adapun untuk nama “masjid Jami Abdurrahman” sendiri diambil dari pendiri masjid tersebut yaitu KH. Abdurrahim,”bebernya.
Dia juga menambahkan, waktu pertama kali dibangun, kontruksi bangunan masjid Jami Abdurrahim masih menggunakan kayu ulin atau kayu besi, hingga dilakukanlah renovasi pertama dengan kontruksi beton yang peletakan batu pertama dilakukan oleh KH. Hasan Basri pada masa pemerintahan Bupati H. Nihin.
“Bangunan pertama dari masjid ini, dibangun dengan bahan material kayu ulin atau kayu besi, hingga direnovasi pertama dengan kontruksi beton yang peletakan batu pertama oleh KH. Hasan Basri pada zaman Bupati H. Nihin,” bebernya.
Dalam upaya melestarikan nilai sejarah dari masjid jami Abrurrahim, maka pengurus masjid tetap mempertahankan bangunan lama yang masih tersisa, seperti tiga pancang tiang yang terbuat dari ulin, bedug dan mimbar.
“Bangunan lama seperti tiga pancang tiang yang terbuat kayu ulin masih kami pertahankan walaupun kondisinya sekarang sudah lapuk, rencananya kami akan buat semacam gazebo. Selain itu bedug juga masih ada, kalau terkait dengan mimbar itu juga termasuk salah satu bangunan awal juga kira-kira juga bertahan selama ratusan tahun,” demikian H. M. Hajrannor.
(Rif/Day/Red)
Facebook Comments