Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Kotim Kalimantan Tengah, H. Rudianur, meminta Kepada Dinas dan Intasi Penegak Hukum supaya melakukan pengawasan dan penindakkan tegas terhadap para agen atau kios yang menjual gas elpiji diatas harga enceran tertinggi yang telah di tetapkan pemerintah.
“Sampai saat ini keluhan masyarakat terkait tinggi nya harga elpiji 3 kilo gram yang bersubsidi Yang sebenar nya untuk warga kurang mampu masih dikeluhkan karena dijual diatas HET,” ujarnya, Senin 3 Mei 2021
Dia juga mengatakan setiap kios yang menjual gas elpiji diharapkan untuk tidak menjual terlalu tinggi hingga jauh dari HET.
Untuk diketahui harga eceran tertinggi gas elpiji untuk wilayah Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang, adalah Rp17.250, Kecamatan Kota Besi dan Mentaya Hilir Utara Rp17.500, Kecamatan Seranau, Mentaya Hilir Selatan dan Cempaga Rp18.000.
Sedangkan di Kecamatan Teluk Sampit, Pulau Hanaut, Telawang, Cempaga Hulu dan Parenggean Rp18.250, Kecamatan Tualan Hulu dan Telaga Antang Rp18.500, Kecamatan Mentaya Hulu Rp18.750, Kecamatan Antang Kalang Rp19.250 dan Kecamatan Bukit Santuai Rp21.250, harga tersebut sudah termasuk ongkos angkut dari agen ke pangkalan.
“Sudah jelas jelas ada HET yang ditetapkan Pemda namun kami melihat pengawasan dari dinas perdagangan dan perindustrian kotim kurang dilakukan oleh sebab itu saya minta disperindag kotim berkaodinasi dengan penegak hukum untuk melakukan pengawasan dan penindakan,” kata Rudianur.
Ditambahkannya, selain harga juga yang jadi perhatian yaitu isi dari tabung gas itu juga diminta kepada agen supaya tidak mengurangi isi tabung itu pasalnya banyak keluhan bahwa baru di pakai tiga hari gasnya sudah habis padahal normalnya bisa sampai 14 hari baru habis.
“Itu artinya ada dugaan isi nya dikurangi entah itu pemain agen dari SPBE atau ada kebocoran tutup nya nah hal hal seperti ini jelas merugikan masyarakat dan subsidi itu artinya hanya dinikmati oleh orang tertentunya saja,” pungkasnya.
(Day/Red)
Facebook Comments