Balapan liar (Bali) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kian marak dan sangat brutal cikal bakal akan munculnya begal yang akan meresahkan warga.
Informasi yang berhasil diperoleh bahwa baru-baru ini telah terjadi aksi sekawanan bali di Kota Sampit semakin brutal mereka berani dan nekat menutup jalan.
Selain itu juga kawanan ini tidak segan-segan melakukan aksi tindak pidana kriminal terhadap warga.
Menyikapi kondisi demikian, Dadang Siswanto Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kotawaringin Timur (Kotim) angkat bicara.
Menurut Dadang kondisi demikian kasus ini tidak bisa dibiarkan dan jangan dianggap remeh, harus segera disikapi untuk ditindak serta diberantas.
“Dalam waktu dekat kami dari Komisi III atau lintas komisi akan memanggil pihak kepolisian dan pihak terkait, untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP),” ujar Dadang dengan geramnya. Senin 30 Mei 2022.
“Intinya Kotim harus kondusif dari hal-hal yang mengganggu ketentraman dan meresahkan masyarakat ini,” tukasnya.
Sebagaimana diketahui bahwa baru-baru ini telah terjadi peristiwa brutal yang dilakukan sekawanan Bali, mereka melakukan aksi balapan liar di Jalan HM Arsyad Sampit, Minggu 29 Mei 2022 dini hari.
Puluhan orang berani bertindak anarkis memecah kaca jendela tempat usaha warga yakni ‘Bejaku Berber Studio dan Kedai Jingga’.
Menurut keterangan salah seorang karyawan kedai berinisial AP (22) yang melihat langsung aksi pengrusakan itu, Ia mengatakan,”Seringkali anak muda balapan liar disini, mereka seringkali kami suruh bubar,” ujarnya.
“Mungkin karena saya menegur mereka dengan nada agak keras, mereka lalu tidak terima. Setelah dibubarin, mereka mau pergi, tapi tak lama mereka datang lagi tidak membawa motor, mereka bawa batu dan melempari kaca jendela,” katanya.
Lanjutnya, start balapan liar itu dilakukan persis didepan Kedai Jingga, saat itu ada lima orang pemuda yang siap beraksi, namun berhasil dibubarkan.
“Kedatangan mereka yang kedua tidak membawa motor, kira-kira tiga puluhan orang memakai helm dan jaket, kemungkinan motor mereka ditaruh didalam gang dekat situ,” jelasnya.
AP bersama lima orang rekannya tidak mampu menghentikan aksi brutal para pelaku yang rata-rata masih remaja itu. “Korban sih tak ada, cuma kaca jendela pecah semua,” tuturnya.
Melihat gelagat para pelaku AP menduga para pelaku dibawah pengaruh minuman keras (Miras). “Mungkin ada beberapa orang yang dipengaruhi minuman keras, tetapi tak jelas juga nampaknya mereka sudah merencanakan,” ungkapnya.
“Mukanya tak kelihatan, jadi susah untuk dikenali karena tertutup helm,” paparnya.
Aksi balapan liar di Kotim ini sebenarnya sudah tercium oleh aparat kepolisian setempat. sebagaimana yang dijelaskan oleh Kasat Reskrim Polres Kotim AKP Gede Agus Putra Atmaja, dikutif dari Radar Sampit.
Pihaknya mendapati langsung kawanan bali ini, tepatnya didepan stadion 29 Nopember Sampit. Waktu itu aksi balapan liar dilakukan oleh puluhan remaja, yang sempat menutupi jalan umum.
Lantaran ada sekitar ratusan orang penonton yang memadati jalan tersebut, sehingga pengendara lain tidak bisa melintas dan terpaksa putar balik.
“Saat itu kami ada melintas di TKP, dan sempat tidak bisa lewat karena jalan ditutup. Akhirnya saya turun dan membubarkan kaum muda tersebut agar tidak mengganggu ketertiban umum,” ujar Kasat.
Kasat menambahkan, aksi balapan liar itu diduga menjaddi arena taruhan dan kemungkinan ada perputaran uang dari ajang balapan liar tersebut.
“Saat itu para pelaku dengan ratusan penontonnya langsung kami bubarkan, yang pasti ajang balapan itu menjadi ajang taruhan alias judi,” tukas Kasat.
Kasat mengimbau agar kejadian tersebut tidak terulang kembali dikemudian hari, Sebab mereka mengkhawatirkan apabila aksi balap liar dibiarkan akan berpotensi menimbulkan tawuran antar remaja itu sendiri.