Bundaran Besar Direnovasi Tidak Merubah Nilai Sejarah dan Budaya

- Advertisement -
Bundaran Besar yang berada ditengah Kota Palangka Raya di renovasi, dengan ketentuan tidak akan merubah nilai sejarah dan niulai budaya Kalteng.

Informasinya Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah saat ini sedang bersiap merenovasi Bundaran Besar, Palangka Raya tersebut.

Bangunan yang menjadi ikon di Ibu Kota Provinsi Kalteng itu akan dipoles dan ditata dengan arsitektur modern, sehingga nantinya lebih mempesona bagi siapa saja yang berkunjung dan melihatnya.

Tokoh Adat Dayak, Parada L. KDR mengungkapkan, sangat menyambut baik dan mendukung adanya rehap atau renovasi bundaran tersebut.

“Tentu kita mendukung adanya renovasi tersebut. Ini semua dilakukan karena tuntutan dari kemajuan jaman,” ungkapnya, Minggu (4/9/2022).

Baiknya lanjut Parada, dalam masterplan renovasi dari bundaran itu, tetap tidak merubah nilai-nilai sejarah dan budaya yang selama ini menjadi hal utama dan ciri khas bundaran.

“Jadi tetap mempertahankan simbol utama. Seperti patung dan tugu serta ornamen Dayak yang berada di tengah bundaran. Simbol itu sejauh ini memang menjadi penanda dan bernilai cagar budaya bagi masyarakat Kalteng,”jelasnya.

Dijelaskan Parada, bundaran besar bagi masyarakat Kalteng pada umumnya dan Kota Palangka Raya pada khususnya, memiliki nilai sejarah yang turut menyertai berdirinya Kota Palangka Raya.

Bundaran besar itu sendiri berdasarkan sejarahnya merupakan satu kesatuan dari tugu peletakan batu pertama Kota Palangka Raya.

Adapun letak Bundaran Besar itu sendiri persis berada pada sumbu atau jantung Bumi Tambun Bungai (julukkan Kalteng)

“Berdasarkan sejarahnya, sejak pencanangan tugu peletakan batu pertama Kota Palangka Raya, maka bundaran tersebut saat itu sudah didesain sedemikian rupa dengan sarat makna,” tambah Parada.

Selebihnya Parada yang merupakan Ketua Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan (MD-AHK) Kota Palangka Raya ini mengajak masyarakat untuk mendukung adanya renovasi Bundaran Besar Kota Palangka Raya tersebut.

Terlebih imbuh dia, desain bundaran itu tidak akan mengubah sejarah dan juga tetap mengusung kearifan lokal masyarakat Dayak Provinsi Kalteng.

”Nanti sebelum renovasi dilakukan akan dilaksanakan ritual mamapas, agar renovasi bundaran besar dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Sumber: (MC. Isen Mulang.1/wspd)

BACA JUGA   Hadiri Vicon bersama Kapolri dalam Rangka Vaksinasi Massal Lanjutan
- Advertisement -
Iklan
- Advertisement -
- Advertisement -
Related News