Oleh: Desiana
Program Magister Pendidikan Dasar
Universitas Palangka Raya
Email: desiana184@gmail.com
PALANGKA RAYA || kalteng.indeksnews.com – Efektivitas Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Partisipasi Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Fase B di Sekolah Dasar
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas metode pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dalam meningkatkan partisipasi aktif siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Fase B (kelas III dan IV) Sekolah Dasar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain eksperimen semu (quasi experiment). Sampel penelitian terdiri dari 40 siswa kelas IV SD yang dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode TPS secara signifikan meningkatkan partisipasi siswa dibandingkan dengan metode ceramah.
Temuan ini merekomendasikan penggunaan metode TPS sebagai strategi pembelajaran PKn yang menekankan pada dialog, kerjasama, dan pembentukan karakter demokratis sejak dini.
Kata Kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, Think-Pair-Share, Fase B, Pembelajaran Kooperatif, Partisipasi Siswa
Pendahuluan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada jenjang Sekolah Dasar memainkan peran penting dalam membentuk karakter warga negara yang aktif, demokratis, dan bertanggung jawab.
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, pembelajaran PKn di Fase B diarahkan untuk mengembangkan pemahaman siswa tentang nilai-nilai kebhinekaan, keadilan, serta keterlibatan dalam lingkungan sosial.
Namun, praktik pembelajaran PKn masih cenderung bersifat satu arah dan minim partisipasi siswa. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar.
Salah satu pendekatan tersebut adalah metode pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS).
Kajian Pustaka
Metode Think-Pair-Share dikembangkan oleh Frank Lyman dan bertujuan meningkatkan keterlibatan siswa dalam diskusi kelas.
Dalam TPS, siswa diminta untuk berpikir secara individual (Think), berdiskusi dengan pasangan (Pair), lalu berbagi hasil diskusi ke kelas (Share).
Metode ini sejalan dengan pendekatan pembelajaran aktif dan kolaboratif yang ditekankan dalam Kurikulum Merdeka (Kemdikbudristek, 2022).
Studi sebelumnya (Sari, 2021; Wulandari, 2023) menunjukkan bahwa metode TPS efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan sosial siswa, terutama dalam mata pelajaran yang bersifat diskursif seperti PKn.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu dengan bentuk pretest-posttest control group design. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Tuwung 1 berjumlah 40 orang, yang dibagi menjadi dua kelompok: eksperimen (20 siswa) dan kontrol (20 siswa).
Kelompok eksperimen diajar dengan metode TPS, sementara kelompok kontrol menggunakan metode ceramah. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi partisipasi siswa dan tes hasil belajar. Analisis data dilakukan dengan uji-t paired sample dan uji-t independent sample.
Hasil dan Pembahasan
Hasil uji-t menunjukkan peningkatan signifikan pada partisipasi siswa di kelompok eksperimen setelah penerapan metode TPS (p < 0,05). Siswa lebih aktif berdiskusi, mengajukan pendapat, dan terlibat dalam aktivitas kelompok.
Selain itu, nilai rata-rata hasil belajar PKn juga lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Temuan ini menunjukkan bahwa metode TPS efektif dalam menciptakan suasana belajar yang demokratis dan inklusif, sesuai dengan nilai-nilai yang ingin ditanamkan dalam pembelajaran PKn.
-Paired Samples Test – Kelompok Eksperimen (Metode TPS)
Variabel: Partisipasi Siswa dan Hasil Belajar
| Pasangan | Mean Sebelum | Mean Sesudah | t | df | Sig. (2-tailed) |
| Partisipasi Siswa | 65.25 | 82.60 | -8.432 | 19 | 0.000 |
| Hasil Belajar | 68.40 | 85.30 | -9.112 | 19 | 0.000 |
Interpretasi:
Terdapat perbedaan signifikan antara skor pretest dan posttest untuk partisipasi siswa dan hasil belajar di kelompok eksperimen (p < 0.05).

Berikut adalah diagram batang yang menunjukkan perbandingan rata-rata:
- Pretest Eksperimen
- Posttest Eksperimen
- Posttest Kontrol
untuk dua variabel: Partisipasi Siswa dan Hasil Belajar.
Dari grafik terlihat jelas bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan signifikan, sementara kelompok kontrol mengalami peningkatan yang jauh lebih kecil.
Simpulan
Penerapan metode Think-Pair-Share dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Fase B terbukti efektif dalam meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa.
Metode ini relevan untuk digunakan sebagai bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka yang berorientasi pada pembelajaran berdiferensiasi dan berbasis kompetensi. Disarankan agar guru PKn di jenjang Sekolah Dasar lebih mengoptimalkan strategi pembelajaran kooperatif untuk membangun karakter siswa sejak dini.
Daftar Pustaka
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2022). Panduan Pembelajaran dan Asesmen. Jakarta: Kemdikbudristek.
Lyman, F. (1981). The Responsive Classroom Discussion: The Inclusion of All Students. College Park: University of Maryland.
Sari, D. (2021). Penerapan Model TPS dalam Meningkatkan Keterlibatan Siswa. Jurnal Pendidikan Dasar, 8(1), 45–53.
Wulandari, R. (2023). Metode Kooperatif untuk Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar. Jurnal Inovasi Pendidikan, 10(2), 112–120.
[irp]


