spot_img

Harga Buah Sawit di Kotim Anjlok, Pupuk Melejit Petani Menjerit

- Advertisement -
Harga  buahTandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) anjlok, sedangkan harga pupuk melejid, sebagian besar para petani menjerit.

Kondisi ini dirasakan para petani sejak adanya kebijakan larangan ekspor Crude Palm Oil (CPO) oleh Presiden RI yang berdampak pada penutupan sejumlah pabrik khususnya di wilayah Kotim khususnya dan Kalteng pada umumnya.

Dampak kebijakan ini sangat dirasakan para petani sawit, mereka  menjerit karena harga sawit terjepit di bawah harga standar, tidak sesuai dengan biaya operasional yang mereka lakukan.

BACA JUGA   Soal BPJS Kesehatan: 3.700 Karyawan Satu Perusahaan Besar di Kotim Tidak Terdaftar
WhatsApp Image 2022 07 12 at 10.37.42
Sugianto mantan Kades Pundu, sekarang jadi petani Sawit

“Harga sawit kami anggap sudah kelewatan batas dan sangat murah di bawah harga standar yakni seribu rupiah per kilonya,” ujar Sugianto, seorang petani sawit di Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotim, dikutuf dari media siber beritasampit.co.id, Selasa 12 Juli 2022.

Harga buah sawit di bawah standar itu, menurutnya, sangat merugikan para petani sawit karena harga pupuk untuk kebutuhan pemupukan harganya juga ikut-ikut semakin melejit.

“Harga pupuk sangat tinggi bahkan ada yang mencapai Rp 1 juta per sak dengan berat 50 kilogram, ditambah lagi biaya perawatan lainnya, saat ini kami mengalami kerugian rata-rata Rp500 per kilo atau untuk 1 ton hanya menghasilkan Rp500,” urainya.

BACA JUGA   Anggota DPRD Kotim: Masyarakat Jangan Tergiur Diiming-Imingi Jadi Tenaga Honor

harga tbs sawit anjlok

Jeritan para petani ini tidak hanya persoalan harga sawit yang semakin terjepit, bahkan pabrik yang menerima hasil jual TBS sawit milik masyarakat juga ikut-ikutan tutup, sehingga petani sawit kebingungan untuk menjual hasil kebun sedangkan sawit harus dipanen setiap hari.

“Pabrik di wilayah Cempaga Hulu banyak yang tutup, perusahaan tidak terima buah sawit dari kami para petani sawit, sehingga antriannya sangat panjang di pabrik kelapa sawit terutama pabrik yang masih buka dan menerima buah sawit dari kami petani sawit,” keluh mantan Kades ini.

Atas nama para petani sawit baik yang ada di Kecamatan Cempaga Hulu pada umumnya dan Kotim pada khususnya, mendorong pemerintah pusat menstabilkan kembali harga jual kelapa sawit termasuk harga pupuk.

“Hargailah kami selaku petani sawit, menormalkan kembali harga sawit termasuk harga pupuk,” harapannya.

BACA JUGA   Bocah 7 Tahun Masuk Rumah Sakit Akibat Kena Rudal Predator
- Advertisement -
Iklan
- Advertisement -
- Advertisement -
Related News