Harga Gas Elpiji Tak Sesuai HET, Perlu Lakukan Operasi Pasar

- Advertisement -
Harga gas elpiji di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) banyak yang tidak sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), baik yang bersubsidi maupun non subsidi.

Terkait dengan harga gas elpiji yang tidak sesuai HEt tersebut,  Komisi II DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) meminta agar pihak pemerintah daerah melalui instansi terkait membuat operasi pasar Gas Elpiji, baik yang bersubsidi maupun non subsidi.

Hal ini dinilai perlu dilakukan guna menekan harga gas elpiji terutama bersubsidi tabung 3 kg gram yang sudah terlalumaha;  jauh dari HET.

BACA JUGA   Aset Daerah di Kotim, Harus Optimal Terdata

“Pemerintah daerah melalui dinas teknisnya, kami minta bekerjasama dengan pihak Pertamina dan agen distributor lainnya untuk membuka operasi pasar terhadap gas elpiji ini,” ujar Juliansyah, Kamis (21/04/2022).

“Terutama di masa-masa bulan Ramadan tahun ini, daerah harus bisa menekan harga gas yang sudah terlalu mahal melebihi harga HET yang sudah ditentukan selama ini,” ungkapnya.

Menurut Dia, Operasi pasar amat penting untuk diterapkan di daerah tersebut, mengingat tingkat kebutuhan masyarakat akan gas elpiji bersubsidi dan nonsubsidi ini sangat tinggi.

BACA JUGA   "Vaksinasi Harus Maksimal" Khususnya di Sektor Perkebunan dan Pertambangan

Hal ini dinilai memberikan peluang bagi agen dan para pedagang nakal yang ingin meraup keuntungan secara berlebihan, tanpa memikirkan kesusahan masyarakat.

“Untuk memutus mata rantai praktek nakal para agen dan pedagang ini, harus kita lakukan langkah-langkah strategis, diantaranya dengan membuka operasi pasar,” tegasnya.

“Setidaknya kita bisa menekan dan mengurangi beban masyarakat yang selama ini kian diresahkan dengan harga gas yang sangat mahal tersebut,” timpalnya.

BACA JUGA   Langka Cepat DPRD Kotim Atasi Kerusakan Jalan Yang Menimbulkan Korban Jiwa

Legislator Partai Gerindra ini menyebutkan, operasi pasar itu sendiri tidak mesti harus menunggu hari atau momen tertentu, bisa saja dilakukan setiap seminggu sekali di beberapa titik, baik perkotaan maupun wilayah pedesaan.

Terobosan baru tersebut menurutnya merupakan langkah jemput bola, sembari memaksimalkan fungsi pengawasan baik dari instansi terkait hingga lembaga legislatif setempat.

“Kami tentunya mendukung operasi pasar terkait gas elpiji ini dibuka, kalau memang bisa dikerjakan kenapa tidak, artinya membuka operasi pasar ini tidak merugikan daerah ada sisi keuntungan meskipun sedikit,” jelasnya.

“Namun masyarakat juga berkurang bebannya, kita tidak bisa mengontrol terlalu detail apa yang terjadi di lapangan namun kita bisa mengurangi hal-hal negatif yang dirasakan masyarakat selama ini dengan langkah-langkah kecil yang bermanfaat,” tukasnya.

Dia meyakini, dengan dibukanya operasi pasar Gas Elpiji ini nantinya, banyak masyarakat yang akan merasa terbantu dan diuntungkan.

Sistem operasi pasar dengan mengedepankan jemput bola ini, dinilai sangat membantu masyarakat ditingkat ekonomi kebawah yang selalu menjadi tumbal langka dan mahalnya gas elpiji bersubsidi di Kotim.

“Kita berharap saran dari kami Komisi II ini bisa segera direalisasikan oleh pemerintah daerah melalui pihak terkait,” tambahnya.

“Kalau memang ada kendala kami siap membantu agar masyarakat merasakan dampak positif dengan hadirnya pemerintah daerah hingga turun kelapangan guna jemput bola,” pungkasnya.

BACA JUGA   Diduga Kuat Proyek Multiyears Bermasalah, Anggota DPRD Kotim Minta Penegak Hukum Turun Tangan
- Advertisement -
Iklan
- Advertisement -
- Advertisement -
Related News