Harga Sawit di Kobar Kian Mencekik Petani

- Advertisement -
Harga sawit atau tandan buah segar (TBS), saat ini makin mencekik para petani sawit di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

Pasalnya, harga sawit hasil panen petani saat ini anjlok turun trastis tidak dapat mencukupi untuk memenuhi biaya operasional.

Bahkan, menurunnya harga buah sawit di petani menjadi pertanyaan besar. Mengingat, masalah sebelumnya adalah karena larangan ekspor.

BACA JUGA   Kapolres Kobar Kunjungi PWI Ajak Insan Pers Sejukan Pilkada Tahun 2020

Namun setelah dibuka keran ekspor oleh Presiden Joko Widodo, harga sawit tetap tak kunjung naik justru malah turun.

Seperti yang disampaikan oleh salah seorang pemilik kebun sawit Sutrisno warga Pangkalan Bun, semenjak dibuka keran ekspor oleh Presiden harga TBS tidak ada perubahan, bahkan sekarang cenderung turun.

“Sekarang di petani ada yang harga Rp1.300/Kg bahkan di pengepul ada yang Rp1.000 /Kg nya. Awalnya sempat bertahan di harga Rp1.700/Kg tapi tidak lama,” ujarnya pada Senin, 6 Juni 2022.

BACA JUGA   Penyelundupan 2.044 Ekor Burung dari Kotawaringin Barat Digagalkan

Lanjutnya, dengan harga sawit saat ini, maka petani merasa sangat tertekan. Bagaimana tidak, saat ini biaya operasional cukup tinggi. Seperti pembayaran pemanaen, harga pupuk dan lainnya.

“Boro – boro buat nutup operasional, buat gaji karyawan aja udah gak cukup. Harga pupuk saat ini melambung tinggi, bahkan per zak nya mencapai Rp600 ribu,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, petani sawit sempat merasakan manisnya menggeluti usaha perkebunan penghasil minyak goreng ini. Sebab, selama ini baru saat sebelum ada larangan ekspor CPO dan turunannya, harga sawit tembus di angka Rp3.500 /Kg.

BACA JUGA   Tergoda Uang Senilai Rp.2.7 Juta, Akhirnya Senang Membawa Sengsara.

Sutrisno berharap, pemerintah dapat membantu para petani untuk mencari akar penyebab masalah turunnya harga TBS di petani. Karena, masyarakat yang menggantungkan ekonomi dari hasil kebun sawit di Kobar ini cukup besar.

“Kita di petani tahunya jual ke pengepul dengan harga yang sangat murah. Kita tidak tahu harga yang di PKS berapa, dikhawatirkan harga di PKS tinggi namun pengepul beli di petani rendah,” jelasnya.

“Atau justru PKS yang menurunkan harga TBS tidak sesuai HET dari pemerintah. Jadi yang jelas peran pemerintah sangat di perlukan untuk mencari akar pemrsalahan tersebut,” tutupnya.

BACA JUGA   Kabupaten Kobar Raih Penghargaan Abdi Tani 2021 dari Kementan RI
- Advertisement -
Iklan
- Advertisement -
- Advertisement -
Related News