Memilih krim pemutih kulit tidak boleh sembarangan. Jika asal pilih, bisa saja krim pemutih yang digunakan tidak efektif atau justru menyebabkan masalah pada kulit. Oleh karena itu, Anda perlu lebih selektif dan teliti dalam memilih krim pemutih agar aman digunakan dan bisa mendapatkan hasil maksimal.
Krim pemutih merupakan salah satu produk kecantikan yang umum digunakan, terutama bagi mereka yang ingin memutihkan warna kulitnya. Namun, tak sedikit orang yang masih merasa bingung saat memilih krim pemutih kulit yang cocok.
Hal ini bisa disebabkan banyak hal, misalnya belum mengetahui secara pasti jenis kulit yang dimiliki atau kesulitan memilih produk apa saja yang cocok dengan kondisi kulit.
Mengenal Berbagai Jenis Kulit
Sebelum memilih produk perawatan kulit, ketahui lebih dulu jenis kulit yang dimiliki. Setiap orang umumnya memiliki jenis kulit yang berbeda-beda dan jenis kulit tersebut bisa saja berubah seiring bertambahnya usia.
Secara umum, jenis kulit terbagi menjadi lima jenis, yaitu:
Kulit normal
Jenis kulit ini tidak terlalu kering dan tidak terlalu berminyak, sehingga terlihat bersih, halus, lembap, dan bercahaya. Selain itu, kulit normal juga memiliki pori-pori yang tidak terlihat.
Kulit Kering
Kulit kering biasanya akan tampak kusam, kasar, dan berkeriput. Jika sudah parah, jenis kulit ini akan mudah mengelupas, menyebabkan iritasi, dan terasa gatal.
Ada beberapa hal yang bisa membuat kulit seseorang menjadi lebih kering, misalnya paparan sinar matahari berlebih, sering mandi air panas atau terlalu lama mandi, dan penggunaan produk pembersih atau perawatan kulit dengan bahan kimia keras.
Kulit berminyak
Jenis kulit berminyak disebabkan oleh produksi minyak atau sebum yang berlebih, sehingga kulit wajah terlihat licin dan mengkilap. Selain itu, orang yang memiliki jenis kulit ini biasanya memiliki pori-pori kulit yang besar sehingga rentan mengalami jerawat, komedo, dan noda hitam.
Kulit sensitif
Kulit sensitif biasanya mudah mengalami iritasi dan terasa gatal serta kemerahan, terutama setelah terpapar zat kimia keras, debu, atau sinar matahari berlebih. Orang yang memiliki kulit sensitif perlu lebih berhati-hati dalam memilih produk perawatan kulitnya, termasuk krim pemutih.
Kulit kombinasi
Pemilik tipe kulit ini memiliki dua atau lebih jenis kulit pada wajahnya. Kulitnya bisa terlihat kering di beberapa bagian, tetapi di bagian lainnya berminyak, terutama di area dahi, hidung, dan dagu.
Beberapa Bahan Krim Pemutih yang Cocok untuk Setiap Jenis Kulit
Sebelum mengoleskan krim pemutih, perhatikan kembali kandungan yang biasanya tertera pada kemasan produk. Pastikan produk krim pemutih tidak mengandung bahan kimia keras dan aman untuk kulit.
Berikut ini adalah beberapa bahan krim pemutih yang tergolong aman untuk digunakan:
1. Kojic acid
Menurut beberapa penelitian, kojic acid diketahui efektif menghambat produksi melanin atau pigmen yang memberi warna hitam atau kecokelatan pada kulit dan rambut.
Kojic acid merupakan bahan alami yang berasal dari fermentasi beras dan biasanya digunakan untuk membuat sake atau arak khas Jepang. Meski bisa memutihkan kulit, bahan ini juga bisa menyebabkan iritasi dan kemerahan pada kulit sehingga tidak cocok untuk kulit senstitif.
2. Arbutin
Arbutin dikenal efektif untuk mengatasi hiperpigmentasi kulit, sehingga sering digunakan sebagai bahan utama dalam produk untuk memutihkan kulit serta mengatasi bercak hitam dan kulit kusam. Arbutin berasal dari daun bearberry, cranberry, mulberry, dan pohon pir.
3. Ekstrak tumbuhan
Beberapa produk krim pemutih ada yang ditambahkan ekstrak bahan-bahan alami, seperti lemon, timun, kacang kedelai, teh hijau, atau raspberry. Kandungan antioksidan pada ekstrak tumbuhan tersebut dipercaya dapat memutihkan kulit. Namun, hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut.
4. Tretinoin
Zat yang bernama lain retinoid ini dapat mengurangi pembentukan melanin, sehingga efektif untuk memutihkan kulit. Namun, obat ini tidak boleh digunakan pada wanita hamil atau sedang dalam program hamil.
Tretinoin juga tidak cocok digunakan oleh pemilik kulit kering dan sensitif karena dapat menyebabkan iritasi.
Bahan-Bahan Berbahaya dalam Krim Pemutih Kulit
Selain bahan-bahan di atas, ada beberapa bahan pemutih yang ternyata tidak aman, tetapi terkadang masih ditambahkan di dalam produk krim pemutih. Berikut ini adalah beberapa bahan krim pemutih yang perlu Anda waspadai:
Hidrokuinon
Hidrokuinon (hydroquinone) sering kali digunakan sebagai bahan utama krim pemutih karena dapat menghambat produksi melanin atau pigmen alami kulit. Meski demikian, kadarnya harus dibatasi.
Bila kadarnya berlebihan, hidrokinon dapat menimbulkan gejala berupa kulit kemerahan dan sensasi terbakar atau tersengat.
Merkuri
Beberapa produk krim pemutih kerap menggunakan merkuri, karena dipercaya dapat membuat kulit tampak putih dan cerah dalam waktu singkat. Meski demikian, dampaknya terhadap kesehatan tidak dapat disepelekan.
Bila kadar merkuri yang digunakan lebih dari 0,007%, dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan ginjal, sistem saraf, kulit gatal, dan keracunan merkuri.
Kortikosteroid
Kortikosteroid digunakan untuk mengatasi peradangan pada kulit. Pada kasus tertentu, obat ini juga bisa digunakan untuk mengatasi masalah kelainan warna kulit, tetapi hanya boleh dipakai dalam jangka pendek dan sesuai resep dokter.
Kortikosteroid tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai pemutih kulit dalam jangka panjang, karena bisa menimbulkan berbagai efek samping berbahaya, seperti penipisan kulit, daya tahan tubuh melemah, peningkatan tekanan darah, dan sindrom Cushing.
Penting untuk menggunakan krim pemutih yang cocok dengan tipe kulit dan selalu ikuti petunjuk pemakaian produk yang tertera di label kemasan.
Jangan lupa untuk memilih produk yang telah mendapat izin edar resmi dari BPOM. Krim pemutih tanpa merek atau tidak terdaftar di BPOM mungkin saja mengandung bahan berbahaya yang dapat merusak kulit dan mengganggu kesehatan.
Jika Anda sudah menggunakan krim pemutih tetapi belum mendapatkan hasil yang diinginkan atau mengalami masalah kesehatan tertentu, misalnya gatal-gatal, kemerahan, dan bengkak, sebaiknya konsultasikan ke dokter agar dapat diberikan penanganan yang tepat.
Facebook Comments