spot_img

 Kisah Pilu Seorang Istri Benar-Benar Jadi Tulang Punggung Keluarga

- Advertisement -
Sebuah kisah pilu seorang istri benar-benar menjadi tulang punggung keluarganya selama 3 tahun demi menghidupi keluarga lantaran suaminya terbaring sakit.

Kisah pilu ini berhasil diungkap wartawan media ini, dengan harapan ada kepedulian kita bersama, terutama pemerintah daerah setempat agar bisa membantu meringankan beban kehidupan keluarga ini, Kamis 14 April 2022 malam.

Demi penyabung hidup dan membiayai anaknya yang masih sekolah dan suaminya terbaring sakit selama tiga tahun, seorang ibu rumah tangga ini rela menjadi pelayan rumah makan.

BACA JUGA   Wakil Ketua PN Palangka Raya, Intinya Tanggapi  Aksi Demo 19 Ormas

Pasutri 1Dengan gajih Rp35.000 perhari untuk biaya rumah tangga dan membelikan obat buat suami yang terbaring pastrah di tempat tidur dan membiayai anaknya yang bersekolah di SDN 1 Kasongan.

Diketahui bahwa pasutri ini bernama Juanda (47) dan Tri (32) serta 2 orang anaknya  tinggal di Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah.

Selama tiga tahun Juanda mengalami penyakit gula darah dan bengkak saluran buang air kecil, Ia hanya pastrah untuk bertahan, dirinya membeli obat dari apotik terdekat dengan harga Rp5.000 per keping.

Itupun menunggu istrinya pulang kerja dikarnakan yang Ia harapkan hanya dari gajih istrinya yang bekerja diwarung.

BACA JUGA   Pecatan PNS 2 Orang di Bengkulu Berhasil Ditangkap Edarkan Sabu,

Menurut Tri mereka hanya bisa membeli beras setengah kilo gram untuk tiga hari ter kadang suami istri ini hanya menahan lapar di karnakan nasi untuk makan hanya cukup untuk dua orang anaknya yang masih kecil.

Mirisnya lagi kisah sedih ini, setiap hari mereka hanya makan nasi dengan garam terkadang di campur ROYCO akibat tidak bisa membeli sayur apa lagi ikan yang cukup mahal sekarang ini.

Warga Kasongan Jalan Palangka Raya RT.06. Kelurahan Kasongan Lama ini mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah maupun provinsi, baik berupa BLT PKH ataupun sembako.

Ibu 2 anak ini, kini hanya bisa berharap adanya bantuan dan perhatian semua pihak untuk membantu biaya pengobatan suaminya, terutama bantuan dan perhatian pemerintah daerah setempat maupun bantuan pihak dari Provinsi Kalimantan Tengah.

Dengan harapan suaminya mendapatkan perawatan secara intensif dirumah sakit yang selama tiga tahun ini tidak pernah didapatkan bantuan dan belum mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat.

Menurut Meri pemilik rumah makan dirinya menggajih Rp35.000 perhari jika sepi jika rumah makan itu ramai pengunjung dirinya memberi lebih sebesar Rp50.000.

Hal ini sudah selama tiga tahun dan upahnya diambil setiap hari, bahkan jika makanan di warung masih tersisa dirinyapun memberikan kepada ibu dua anak yang sudah tiga tahun bekerja dengannya.

[Aji]

BACA JUGA   Soal BPJS Kesehatan: 3.700 Karyawan Satu Perusahaan Besar di Kotim Tidak Terdaftar

Facebook Comments

- Advertisement -
Iklan
- Advertisement -
- Advertisement -
Related News