Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur, (Kotim) melakukan Inspeksi mendadak (Sidak) ke Pelabuhan PT. Pelindo III di Desa Bagendang, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur, Sabtu (7/08/2021).
Terkait dengan adanya informasi kebocoran tongkang pada saat loding Cruide Palm Oil (CPO) di PT. Pelindo III Bagendang milik salah satu perusahaan besar kelapa sawit di Kotim, yang terjadi pada Jumat (6/08/2021) kemarin.
Untuk memastikan kebenaran informasi itu, Muhammad Kurniawan Anwar Ketua Komisi IV DPRD Kotim dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) turun kelokasi untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) didampingi oleh pihak Dinas Perhubungan Kotim (Dishub) dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kotim.
Dalam sidak tersebut, Ketua Komisi IV Muhammad Kurniawan Anwar mempertanyakan dengan adanya informasi kebocoran minyak CPO di sekitar Pelabuhan PT. Pelindo III Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur.
“Kami sudah turun kelapangan untuk meninjau kejadiannya, seperti yang dijelaskan tadi pada saat pengisian CPO dan terjadi keretakan infonya di lambung kiri tongkang, kami sudah minta untuk pihak Pelindo untuk menyisir kembali termasuk antisipasi dini preventif untuk penanggulangan kejadian seperti ini, jangan sampai kejadian ini terulang kembali, itu yang pertama,” ujar Kurniawan.
“Yang kedua kita selalu mengingatkan Standar Operasional Prosedur (SOP) jangan lupa, karena SOP inilah yang menjadi acuan kita kerja, terlepas dari lingkungan apabila kejadian seperti ini, kemudian ketenaga kerjaan yang bekerja disini, kita lihat beberapa prosedur yang memang harus dipenuhi,” katanya.
“Terkait pencemaran ini nampaknya sudah dibersihkan, saat ini kita lihat sungai sudah dalam kondisi normal, Alhamdulillah gerak cepat dari pihak Pelindo juga kita apresiasi, akan tetapi bukan menutup kemungkinan bahwa ini akan kami kaji kembali,” jelasnya.
“Di DPR pun kita akan melihat atau berkoordinasi dengan teman-teman KSOP, apabila banyak poin-poin yang dilanggar, kita tetap akan meminta kepada pihak terkait untuk melakukan sanksi tegas, karena pada saat ini kita tidak mau juga lingkungan kita tercemar, gara-gara kegiatan yang terjadi human error,” pungkasnya.
Menurut Anas Medika dari pihak PT. Pelindo III bahwa pihaknya membenarkan kejadian tersebut,”untuk kegiatan pemuatan ke tongkang kapal Kapuas, jadi ini memang benar waktu muat kemarin ada kebororan sedikit di kapal tongkangnya disisi foodside itu kurang lebih pukul 09.00 WIB pagi kemarin,” ujarnya.
“Jadi saat itu begitu diketahui terjadi kebocoran, pertama langsung dilakukan upaya untuk melakukan stop pompa, kegiatan stop terlebih dahulu, baru kemudian disitu pihak kapal melakukan penyisiran, terhadap area yang diketahui potensi bocor tersebut,” katanya.
‘Dilakukan pengecekan terhadap tongkangnya, dan diketahui disisi sebelah kiri memang ada kebocoran itu, lalu dari tim kami melakukan penyisiran terhadap CPO yang sempat keluar dari tongkang, kita sisir, kita ambil penyisirannya mungkin kurang lebih sampai arah laut 150 meter,” jelasnya.
“Jadi kita upayakan untuk penyusuran supaya tidak terjadi penyebaran kemana-mana, saat ini untuk sementara kegiatan berhenti dulu, rencana awal kegiatan muat itu 3.200 saat ini yang termuat kurang lebih 2.400,” ucapnya.
“Kami dari pihak Pelindo III, terutama kepada pihak kapal menekankan supaya kebocoran tidak terulang lagi, jadi memastikan kondisi kapal dalam kondisi yang aman, sip tidak terdapat potensi kebocoran lagi lalu untuk pihak perusahaan pemilik barang kami selalu koordinasi terkait nanti upaya mitigasi resiko yang mungkin terjadi seperti kemarin,” paparnya.
“Untuk Upaya penyisiran sudah kami lakukan, Alhamdulillah untuk kargo yang sempat tercecer terbawa arus air sudah bisa kita petik semuanya,” imbuhnya.
“Dugaan sementara penyebab kebocoran ini karena informasinya kapal ini single batam, jadi seharusnya double bottom agar lebih aman dengan kondisi single bottom ini memang agak resiko juga terhadap kargo yang didalam ada kebocoran terutama, kapal tua mungkin, usia untuk materialnya juga sudah rapuh juga,” pungkasnya.
[*to-65]