spot_img

Opini: Akibat Manusia Rakus, Hutan di Kalteng Kini Hampir Gundul Semua

- Advertisement -
Akibat manusia rakus, saat ini hutan di Kalimantan Tengah (Kalteng) hampir punah atau gundul, sungguh memprihatinkan kita semua.

Untuk mengingat lupa Petualang Jurnalis kali ini kembali membuat opini semoga kebijakan oknum pemerintah yang diduga ikut mengamini ulah tangan manusia rakus yang merusak hutan di Kalteng ini sadar.

Beberapa bulan yang lalu penulis sempat menginjakan kaki ke hutan pelosok desa di Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah dan sekitarnya.

BACA JUGA   Dokter Wanita Selingkuh Berduaan dengan Suami Orang Berhasil Digrebek

 

Sungguh sangat memprihatinkan dan miris rasanya setelah menyaksikan dan mendengar raungan suara alat berat menumbangkan kayu-kayu besar dan kecil dihutan itu.

Hutan yang masih perawan dibelah dibuat jalan dan kayu-kayunya ditebang diratakan dengan tanah oleh salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang Hutan Tanaman Industri (HTI).

Telah diketahui bahwa perusahaan swasta tersebut bernama  PT. Industrial Forest Plantation (IFP). Kayu-kayu besar tersebut nampaknya mereka angkut entah kemana, yang jelas mereka memfaatkan.

BACA JUGA   Opini: Parah ! Galian C Ilegal di Sampit Disinyalir Dibekingi Oknum Tertentu

Terlepas berizin ataupun tidak berizin kegiatan perambahan kawasan hutan itu, Petualang Jurnalis berpendapat, kerusakan hutan ini tidak bisa ditolelir lagi dan pasti akan mengundang bencana kedepannya, apapun alasannya.

Terpantau raungan bulduser, Exapator (alat berat) gemuruh, pohon-pohon ditumbangkan diratakan dengan tanah hampir ribuan hektar dilokasi sudah rata atau sejauh mata memandang hutan sudah gundul.

Hal ini pasti akan berpadu dengan jeritan marga satwa isi hutan itu. lantaran kehilangan habitatnya (tempat hidup mahluk hidup) di hutan itu.

BACA JUGA   Seorang Ayah Nekat Ajak 1 Anaknya Merampok Harta PNS

Disisi lain, tawa kelakar badut-badut yang serakah merusak hutan itu, diduga tanpa HPH garap hutan semaunya, Ironisnya oknum dinas terkait tidak peduli, ada apa ya.

Jika jujur masih banyak suara-suara gergaji yang menebang, memotong dan mengolah kayu serta mengirim kayu-kayu keluar provinsi Kalteng ataupun keluar pulau Kalimantan, dengan bertopeng lengkap dokumen.

Nampaknya sudah menjadi rahasia umum, armada-angkutan kayu yang bertonase berat melintasi jalan negara dijadikan ala jalan loging membawa kayu-kayu baik sudah jadi maupun masih berupa gelondongan sangat bebas tanpa hambatan.

BACA JUGA   Kedatangan 16 PAMA-PAG Disambut Kapolres Kobar Dengan Tradisi

Menurut Informasi yang dijamin kebenarannya bahwa dokumen-dokumen yang mereka gunakan dibuat secara online, namun menurut nara sumber yang dirahasiakan namanya.

Bahwa asal-usul kayu-kayu yang badut-badut kerjakan tersebut diduga diperoleh tidak sesuai dengan ketentuan dokumen yang mereka miliki.

Sebagai bocoran, oke mereka memiliki izin namun kayu-kayu tersebut banyak diperoleh diluar izin sebagian ada yang dibeli dari pelaku ilegal loging.

BACA JUGA   Sidang Praperadian Terhadap Ditreskrimum Polda Kalteng Digelar

Petualang Jurnalis kali ini tidak habis pikir, Pelestarian hutan selama ini hanya celotehan dan isapan jempol belaka. Mengingat beberapa tahun sebelumnya.

Menatap hutan atau rimba belantara sebelumnya masih asri dan Kalimantan dulunya pernah dikatakan sebagai paru-paru dunia, sangat membanggakan, kini tinggal ceritra pengantar lelap sibuyung.

Kini hutan di Kalimantan banyak yang disulap menjadi perkebunan kelapa sawit dan perkebunan singkong yang dianggap gagal di Kabupaten Gunung Mas.

BACA JUGA   Banjir Di Ketapang Rendami Rumah Warga, Ini Penyebabnya...

Dampak kerusakan hutan kini sudah dirasakan oleh penghuni bumi Kalimantan Umumnya dan Kalimantan Tengah khususnya. Bencana sudah melanda tidak pandang bulu.

Baik menimpa para durjana badut-badut atau manusia serakah perusak hutan itu sendiri maupun manusia yang tidak berdosa juga menanggung akibatnya.

Bumi atau tanah kering, gersang kerontang disaat musim kemarau, sebaliknya bencana banjir selalu datang menerjang dikala musim penghujan, bahkan sudah menjadi langganan.

BACA JUGA   Narapidana Khusus Perempuan di Bandar Lampung Berhasil Dapat Remisi

Banyak rakyat yang tidak berdosa sudah merasakan dampak dari akibat rakusnya manusia serakah ini, saat ini sudah kita rasakan, lalu bagaimana dengan nasib generasi kita yang akan datang?

Solusi yang ditawarkan, Sadarlah hai para badut-badut serakah yang mengambil keuntung pribadi dan mengorbangkan orang lain, terkait perusakan hutan dan lingkungan ini.

Bagunlah dari tidurmu wahai oknum-oknum pemberi kebijakan hentikan semua aktivitas perusakan hutan dan lingkungan, tindak tegas pelaku yang melawan hukum, ingat nasib anak cucumu kedepan, sekian.

Penulis : Misnato (Petualang Jurnalis).

BACA JUGA   SKW se-Provinsi Bengkulu, Didukung Penuh Bupati dan Wakil Bupati Kaur
- Advertisement -
Iklan
- Advertisement -
- Advertisement -
Related News