spot_img

Opini: Kerusakan Alam dan Lingkungan Undang Bencana

- Advertisement -
Kerusakan Alam dan Lingkungan kita sekarang ini tidak bisa dipungkiri lagi, dari dahulu lantaran ulah tangan manusia itu sendiri yang tidak bertanggung jawab melakukan pengrusakan.

Kini keadaan bumi sudah berada pada titik kritis. Kerusakan alam dan lingkungan sudah nampak jelas didepan mata kita semua sudah merasakan dampaknya.

Hal ini lantaran Penebangan hutan, Pembalakan liar, Pembakaran hutan, Alih fungsi lahan penambangan ilegal dan lain-lain yang menyebabkan kegundulan hutan terus meningkat kasusnya.

BACA JUGA   Bayi Malang Usia 2 Hari dalam Kardus Mau di Adopsi

Dalam skala tahun 2000-2007 yang sudah berlalu, sudah terjadi penebangan hutan seluas 24 juta hektar di Indonesia.

Jelas sekali ini sangat berbahaya bagi kelangsungan lingkungan hidup. Akibat perusakan lingkungan yang notabene dilakukan oleh tangan manusia ini, bencana lingkungan pun semakin tak terhindarkan, seperti banjir, perubahan iklim, hingga pemanasan global.

Beberapa Profesor yang tergabung dalam Intergovermental of climate change yang menilai bahwa kerusakan lingkungan di dunia di sebabkan oleh ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.

BACA JUGA   Buronan Kasus Narkoba Kejari Kotim, Berhasil Dibekuk di Tanah Bumbu

Penulis melihat bahwa kerusakan lingkungan disebabkan oleh negara lebih mementingkan kepentingan para pemilik modal dibandingkan lingkungan hidup maupun kepentingan masyarakat setempat.

Kerusakan lingkungan sering sekali dilakukan oleh korporasi  besar, Ilegal logging oleh pengusaha kayu, alih fungsi hutan juga oleh perusahaan yang mendapat dukungan dari pemerintah.

Ibarat orang yang sakit, bumi yang sudah sakit kritis juga harus segera di obati. Fakta di lapangan yang menunjukan kerusakan lingkungan sudah ditunjukkan di depan mata.

Akibatnya juga sudah dirasakan mulai dari perubahan iklim yang menyebabkan petani gagal panen, nelayan tidak bisa melaut. Serta eksploitasi terhadap alam yang dilakukan oleh kelompok manusia termasuk korporasi seperti yang terjadi.

BACA JUGA   Aksi Bejat Guru Ngaji di Mojokerto Lecehkan 4 Murid Laki-laki

Di Bumi Kalimantan yang dahulunya disebut-sebut sebagai paru-paru dunia, dengan hutanya yang begitu asri dan alami dengan marga satwa yang beraneka ragam, kini sudah gundul, disulap menjadi perkebunan kelapa sawit.

Dampak kerusakan alam dan lingkungan tersebut beberapa tahun belakangan Bumi Kalimantan sudah ditimpa bencana alam, terutama bencana banjir.

Bencana tersebut telah menjadi langganan dan melumpuhkan basis produksi masyarakat di sana sini, artinya bumi Kalimantan saat ini sedang sakit.

BACA JUGA   Viral ! Video Pelecehan Seksual Terhadap Anak Pelakunya Berhasil Dibekuk

Untuk mengobati bumi yang sakit ini, perlu upaya masyarakat maupun gerakan civil society dalam proses memperbaiki kerusakan lingkungan hidup ini khususnya di Bumi Kalimantan, tentunya harus didukung oleh pemerintah.

Memang agak sulit untuk menciptakan masyarakat yang sadar lingkungan. Parahnya lagi, saat ini banyak masyarakat yang menganggap bahwa bencana lingkungan itu adalah hal biasa.

Sehingga kerusakan lingkungan pun terasa menjadi hal yang biasa saja dan tidak perlu ditanggapi dengan serius, makanya bayak masyarakat yang melakukan kerusakan lingkungan dengan melakukan penambangan liar.

BACA JUGA   2 Spesialis Pencuri Dirumah Kosong Berhasil Dibekuk Polisi

Untuk menimbulkan kesadaran masyarakat ini lah yang perlu di lakukan oleh semua pihak, baik pemerintah maupun gerakan-gerakan civil society.

Selain menumbuhkan sadar lingkungan, masyarakat juga harus mulai menanam pohon. Menanam pohon ini juga harus disertai dengan kesadaran untuk tidak menggantungkan oksigen pada orang lain.

Masyarakat juga harus mengontrol kebijakan pemerintah terkait dengan lingkungan. Serta memproduksi maupun menggunakan produk ramah lingkungan. Namun dalam  memproduksi produk ramah lingkungan, perlu adanya penekanan jangan sampai logika ekonomi yang bermain, demikian.

Penulis Opini : Misnato (Petualang Jurnalis)

BACA JUGA   Kabaharkam Polri Bantuan 5 Ton Beras dan 15 Ribu Masker Untuk Pengungsi Erupsi Gunung Semeru
- Advertisement -
Iklan
- Advertisement -
- Advertisement -
Related News