Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) belum mampu mendatangkan banyak maskapai penerbangan untuk beroperasi di Bandara H Asan Sampit.
Selama ini pesawat yang bisa beroperasi di Bandara H Asan Sampit untuk melayani penerbangan komersial hanya 2 makskapai saja, yakni pesawat Nam Air dan Wing Air.
Nam Air melayani penerbangan komersial Jakarta – Sampit PP dan Wing Air melayani penerbangan komersial Surabaya – Sampit PP.
Jadwal penerbangan Jakarta-Sampit PP dalam sehari hanya 1 kali penerbangan saja yang dilakukan Maskapai penerbangan Nam Air, sedangkan jadwal penerbangan Surabaya-Sampit PP juga satu kali dalam sehari-nya.
Dengan demikian kebutuhan transportasi udara untuk melayani penumpang di Kotim sangat kurang yang berdampak kepada tingginya harga tiket dan sering terjadinya penundaan jadwal keberangkatan pesawat (Delay).
Hal tersebut banyak dikeluhkan warga, disamping harga tiket melejit mahal, keberangkatan pesawatpun sering terjadi penundaan (Delay) diduga ada permainan maskapai untuk menaikan harga tiket lantaran kurangnya saingan.
Kepala Dinas Perhubungan Kotim Suparmadi menyebut bahwa terbatasnya maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara H Asan Sampit, karena pihak maskapai banyak menolak lantaran landasan pacu Bandara di Kotim belum standar.
Sangat berisiko untuk mengoperasikan pesawat besar seperti boing dengan alasan lebar dan panjang bandara masih minim disamping itu juga ketebalan aspal landasan pacu bandara juga minim.
“Maskapai penerbangan di Bandara H Asan Sampit hanya ada 2, yaitu yakni Nam Air dan Wing Air,” ujar Suparmadi Minggu, 23 Juni 2024.
“Nam Air melayani penerbangan komersial Jakarta – Sampit PP dan Wing Air melayani penerbangan komersial Surabaya – Sampit PP,” jelasnya.
“Kami sudah berupaya dengan maksimal mengundang maskapai penerbangan, namun belum ada yang mau lantaran landasan pacu Bandara kita kurang standar, panjang dan lebar serta ketebalan aspal landasan pacu masih minim,” terangnya.
“Dengan demikian pesawat besar semacam boing belum berani menggunakan bandara kita, untuk lebih jelasnya tanyakan saja kepada Kepala Bandaranya,” pungkasnya.
Hingga berita ini kami terbitkan Kepala Bendara H Asan Sampit Darinto belum bisa dihubungi Handphone nya tidak aktif ketika dihubungi, demikian (to).