Prabowo Subianto bergabung dengan Jokowi ini alasannya untuk Merah Putih, dan ini untuk menjawab isu akan kudeta Jokowi setelah jadi Menteri Pertahanan.
Prabowo kudeta Jokowi, isu yang berhembus saat pertama kali Prabowo diangkat jadi Menteri Pertahanan setelah kalah jadi capres di Pilpres 2019.
Informasi yang berhasil diperoleh wartawan ini dikutif dari suara.com dan melalui podcast Deddy Corbuzier, Minggu, 13 Juni 2021 lalu.
BACA JUGA : Kebocoran Data 279 Juta WNI, Polri Segera Sita Server BPJS Kesehatan
Tak hanya itu, Prabowo Subiato pun tahu ada orang-orang di sekitar Joko Widodo tak senang dia masuk kabinet.
“‘Ngapain (ajak Prabowo jadi Menhan), bahaya, nanti dia kudeta lagi’. Muka gue muka kudeta kali ya,” kata Ketum Garindra ini sambil tertawa berseloroh.
Sementara itu, karena keputusannya akhirnya menjadi Menhan RI di kabinet Jokowi, Ia juga mengatakan bahwa terdapat tantangan dari sejumlah pihak, baik dari pendukungnya maupun dari internal partainya.
BACA JUGA : Bahas Peringatan Hari Bhayangkara Ke-75, Polda Kalteng Ikuti Vicon Bersama Wakapolri
Untuk mengatasi hal itu, Prabowo pun menjelaskan alasannya mengapa ia akhirnya mau menjadi Menteri Pertahanan Indonesia era Jokowi.
Intinya, selama itu untuk pengabdian kepada Indonesia, Prabowo mau bersama-sama Jokowi membangun Indonesia yang lebih baik.
Seluruh pengurus daerah Partai Gerindra bersepakat untuk mendukung.
“Intinya itu, bahwa saya yakin pak Jokowi bekerja untuk merah putih. Itu yang saya bilang ke beliau. Saya bilang, ‘pak, saya yakin di dalam hati bapak, merah putih, Pancasila. Karena itu saya mendukung bapak’,” tegasnya.
BACA JUGA : UU Cipta Kerja Tuntaskan Tiga Masalah Penghambat Investasi
Hal itu dikatakannya di podcast Deddy Corbuzier, Minggu, 13 Juni 2021 lalu. Dalam bincang-bincang itu, Prabowo juga mengungkap alasannya akhirnya mau diajak oleh Joko Widodo menjadi Menteri Pertahanan Republik Indonesia di Kabinet Indonesia Maju.
Ketua Umum Partai Gerindra tersebut menuturkan, alasannya akhirnya mau merapat dengan Joko Widodo adalah untuk mengabdi bersama untuk Indonesia.
“Saya juga mau mengabdi untuk Indonesia. Lha kalau sama-sama mau mengabdi untuk Indonesia, kok harus melawan? Kan lebih baik dua-duanya kerjasama, untuk mengabdi, untuk merah putih,” ujarnya.
BACA JUGA : Wakapolri Kunker ke Polda Kalteng Presisi Rs Bhayangkara Palangka Raya
Lebih lanjut, Ia juga meyakini bahwa mungkin ada orang-orang di sekitar Joko Widodo yang tak setuju dirinya diangkat menjadi Menteri Pertahanan.
“Di situ saya juga lihat, pak Jokowi saya kira di lingkungannya juga banyak yang enggak setuju ajak saya jadi Menteri Pertahanan. Saya percaya. Saya yakin itu,” ujarnya.
Kontestasi Pilpres 2019 menghasilkan Joko Widodo sebagai presiden RI untuk putaran kedua.
Lawannya kala itu, Prabowo Subianto harus mengakui kemenangan Joko Widodo. Kekecewaan kalah dari Jokowi dalam kontestasi Pilpres tak dimungkiri oleh Prabowo.
“Kalau kecewa pasti ada, manusiawi,” pungkasnya.
[Misnato]