spot_img

Putri Candrawathi Dijerat Pasal 340 Pembunuhan Berencana

- Advertisement -
Kabar baru, Putri Candrawathi (PC) kini resmi statusnya ditetapkan sebagai tersangka, Dia dijerat Pasal 340 tentang Pembunuhan Berencana.

Informasi yang berhasil diperoleh media ini, istri tersangka Irjen Pol Ferdy Sambo Putri Candrawathi telah ditetapkan tim khusus (Timsus) sebagai tersangka ke-5 pada Minggu (21/8/2022), di Jakarta.

Informasinya Timsus bentukan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo  ini telah menetapkan istri Irjen Pol Ferdy Sambo, PC sebagai tersangka pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

BACA JUGA   Pelaku Pembacokan di Katingan Berhasil Diikat Warga Sebelum Diserahkan ke Polisi
Putri Candrawathi
Foto Putri Candrawathi, saat mau membesuk suaminya Irjen Ferdy Sambo di Mako Bromob

Dalam penetapan ini PC dinilai berperan dalam teragedi berdarah hingga hilangnya nyawa seseorang  atau dalam kasus pembunuhan tersebut.

Istri mantan Kadiv Propam Polri ini ditetapkan sebagai tersangka setelah memiliki alat bukti berupa keterangan saksi-saksi dan bukti elektronik CCTV.

Anda jangan kaget, meskipun PC sudah menjadi tersangka, polisi belum bisa melakukan penahanan terhadap istri mantan Kadiv Propam Polri ini.

BACA JUGA   Kondisi Kota Mamuju Sulawesi Barat Rusak Parah Pasca Gempa Maknitudo 6,2 Sr

Alasan polisi belum bisa menahan Putri Candrawathi lantaran istri otak pembunuh Brigadir J ini sedang sakit, berdasarkan keterangan dokter.

Sampai saat ini sejauh mana keterlibatan Putri Candrawathi dalam pembunuhan Brigadir J. pihak Polisi belum menjelaskan secara detail perannya sebagai apa, yang pasti PC ini sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Namun menurut Kamarudin Simanjuntak, kuasa hukum keluarga Brigadir J, peran Putri adalah sengaja menutupi kejadian yang sebenarnya padahal dia mengetahui kejadian pembunuhan terhadap Brigadir J tersebut.

BACA JUGA   Pecatan PNS 2 Orang di Bengkulu Berhasil Ditangkap Edarkan Sabu,

“Peran Putri Sambo adalah pertama menutupi kejadian yang sebenarnya, karena dia jadi saksi kunci, disitu bisa disebut-sebut saksi mahkota,” ujarnya.

“Karena dia mengetahui, melihat dan mendengar serta mengalami apa yang terjadi sesungguhnya, tetapi dia sengaja terus diam dengan menyuruh penasihat hukumnya untuk menyebarkan hoax,” katanya.

“Atau melebarkan kejahatan setiap hari dengan cara memfitnah bahwa almarhum melakukan kekerasan seksual atau pemerkosaan kepada ibu putri,” pungkasnya.

BACA JUGA   2 Polisi Terluka Amankan Rumah Pelaku Pembunuhan.
- Advertisement -
Iklan
- Advertisement -
- Advertisement -
Related News