Sungguhkah Buruh, Tani dan Nelayan Akan Bersatu Untuk Merayakan Hari Petani Indonesia?
Betapa dakhsyatnya jika kalaborasi petani, nelayan dan buruh benar-benar bisa didukung oleh elemen pergerakan lain seperti BOM (Barisan Oposisi Merah Putih), dan KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia).
Klinik Hukum Merdeka, LBH Jakarta, AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara), hingga AKKI (Asosiasi Kerajaan dan Kraton Indonesia) ProDem (Pro Demokrasi),Indemo (Indonesia Demokrasi Monitor).
Koalisi Mahasiswa dan Perkumpulan Emak-emak Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Bogor dan Bekasi sungguh mau ikut bersama memperingati hari Petani Indonesia pada 24 September 2020.
Petani, Buruh dan Nelayan sebagai soko guru bangsa memang perlu didukung untuk menjadi kekuaran yang nyata sebagai garda terdepan dari pertahanan dan ketahanan pangan dalam menghadapi krisis global yang menghajar Indonesia dengan pandemi covid-19 yang terus menjadi ancam kematian.
Jumlah angkatan kerja Indonesia sebanyak 138 juta harus dapat diselamatkan dari ketiadaan lapangan kerja dan ancaman kelaparan yang akan melanda.
Kaum petani patut mendapat perhatian khusus untuk membangun ketahanan dan pertahanan pangan kita yang mandiri.
Tidak hanya untuk mengantisipasi krisis yang bakal melantak Indonesia, tetapi juga harus bisa melepaskan diri dari ketergantungan impor yang selama ini telah dibiarkan merusak tatanan pangan yang sebenarnya mampu kita penuhi sendiri.
Demikian juga dengan kaum nelayan yang belum mendapat perhatian yang cukup untuk menjamin tersedianya sarana pupuk untuk petani dan harga dari hasil tangkapan nelayan yang harus dapat terjaga serta upaya tempat penampungan hasil tangkapan ikan agar tak sia-sia dan membuat jatah untuk konsumsi masyarakat jadi terbatas.
Sedangkan untuk kaum buruh ideal sejatinya bisa dan mampu untuk dikembangkan hasil karya khas anak bangsa agar tidak cuma bisa membuat dan mengembangkan pruduksi karya anak bangsa Indonesia sendiri, tapi juga dapat membangun image bergengsi bahwa bangsa Indonesia pun mampu untuk berkontribusi bagi manusia di negara lain.
Semangat baru, gairah baru dan mungkin tatanan hidup baru dapat muncul dan diinspirasikan oleh peringatan hari petani Indonesia.
Secara bersama-sama sebagai implementasi dari asas kebersamaan, solidaritas dan gotong royong yang telah menjadi landasan pijak ghiroh para Petani pada 24 September 2020 yang akan datang.
Namun yang sesungguhnya telah dimulai sejak berabad-abad silam. Ingat kehadiran bangsa Eropa di Nusantara karena hendak mendulang hasil bumi nusantara yang melimpah ruah.
Jika benar buruh, nelayan dan petani bersama kaum pergerakan bisa kompak merayakan hari petani Indonesia secara bersama-sama pada 24 September 2020 itu luar biasa.
Ini pun artinya mengimplementasikan sila-sila dari Pancasila, yaitu persatuan Indonesia telah mulai diwujudkan dalam kehidupan berbangsa.
Hingga pada gilirannya nanti dapat juga lebih nyata diterapkan dalam menata negara Indonesia tercinta yang juga sangat mulya.
(*Jacob Ereste)
Facebook Comments