SAMPIT – Warga Kota Sampit, mengeluh dan mempertanyakan kinerja Dinas Perumahan dan Pemukiman, Kabupaten Kotawringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, Selasa (22/12/20).
Informasi yang berhasil diperoleh wartawan Ideksnews.kalteng.com setelah dijumpai salah seorang tokoh masyarakat dan pemerhati kinerja pemerintah di Kota Sampit yang tidak mau namanya dipublikasikan berinisial Bang ZU mempertanyakan kinerja dinas terkait.
Bang Zu menunjukan beberapa foto dan rekaman video terkait wajah Kota Sampit yang dijuluki Kota beriman, Kota Mentaya dan Habaring Hurung di Kota ini sudah dibangun seribu Kubah oleh Bupati Muda dan Tampan H. Supiah Hadi, S Ikom, sangat memprihatinkan, serta mempertanyakan kenapa.
Bang ZU dalam hal ini bukan masalah Kota Beriman, Kota Mentaya dan seribu kubah yang sudah dibangun masa pemerintahan Bupati Supiah Hadi, namun yang dipertanyakan dan dipermasalahkannya adalah Bangunan Grenase dan Trotoar yang terletak di Jalan Tjilik Riwut Kota Sampit.
Menurut Bang ZU keindahan dan kenyamanan dari sudut pandang yang didambakan oleh warga Kota Sampit, Kabupaten Kotim khususnya dan pengguna jalan pada umumnya dinilai kurang memuaskan.
Baca Juga: Petualang Jurnalis: Antisipasi Penyeludupan Barang Haram & Illegal Perlu di Lakukan.
Pasalnya Trotoar dan grenase yang dibangun dengan menggunakan uang rakyat miliaran rupiah serta gaji para pegawai atau nobene Dinas terkait yang dianggap bertanggungjawab terhadap keindahan, kecantikan untuk memelihara dan memperhatikan bangunan ini dinilai tidak produktif.
Fakta dilapangan jelas terlihat menurut Bang ZU, rumput-rumput liar tumbuh begitu subur diatas trotoar sangat mengganggu pandangan mata setiap orang yang melintasi jalan ini, tidak ada upaya dinas terkait untuk membersihkannya atau ditanam berbagai jenis tanaman bunga biar sedap dipandang mata.
Seakan-akan dinas terkait tidak perduli terhadap tugasnya untuk melakukan kewajibannya, padahal mereka digajih negara, kasarnya mereka makan gajih buta keluh Bang ZU.
Tokoh masyarakat ini berharapa agar dinas terkait bisa sadar atas kewajibannya, jangan dianggap kritik ini hanya mengganggu kenyaman pihak terkait menikmati gajih buta tanpa kerja, sehingga mengendorkan semangat kerja.
“Jadikanlah kritik ini sebagai motipasi agar semangat kerja dinas terkait bangkit dan bergairah untuk melaksanakan kewajibannya, jangan sampai gajih yang diterima mengandung uang haram untuk menafkahi keluarga tercinta mereka dirumah,” tegas Bang ZU.
“Sadarlah kalian, korupsi itu banyak macamnya, terima gajih butapun itu juga korupsi, melakukan pembiaranpun bisa dikatagorikan korupsi,” imbuhnya.
Sampai berita ini kami terbitkan, pihak terkait belum bisa dikonfirmasi, upaya untuk konfirmasi akan dilakukan pada edisi berita selanjutnya.
[*to-65].
Facebook Comments