Usai mengalami penurunan harga dua bulan berturut-turut kini harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit kembali mengalami peningkatan. Bahkan menyentuh level tertinggi sejak Januari 2021.
Peningkatan harga TBS ini diharapkan menjadi momen investasi bagi para petani emas hijau untuk terus meningkatkan kinerja kelapa sawit.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim Muhammadsjah Djafar mengatakan, harga TBS sempat menurun meski penurunannya sangat tipis.
Hal itu disebabkan harga referensi produk crude palm oil (CPO) periode Agustus 2021 hanya sebesar USD 1.048,62 per ton. Harga referensi ini turun USD 45,53 atau 4,16 persen dari periode Juli 2021, yaitu sebesar USD 1.094,15 per ton.
“Namun walau menurun, harga CPO masih berada pada level yang sangat tinggi. Sehingga harga TBS kembali mengalami peningkatan,” ujarnya.
Tingginya harga CPO menjadi momen tepat untuk berinvestasi perkebunan jangka panjang. Momentum peningkatan harga masih ada seiring meningkatnya permintaan beberapa negara seperti, Tiongkok.
Di tengah membaiknya kondisi sawit, baik perusahaan dan petani diminta tidak terlena dengan peningkatan harga. “Petani harus berpikir jangka panjang supaya perkebunan sawit tetap berkelanjutan,” jelasnya.
Tingginya harga TBS tahun ini bisa menjadi pelipur lara dua tahun lalu saat harga sangat rendah. Kala itu, petani dan pelaku usaha kelapa sawit tidak bisa berinvestasi karena margin keuntungan tidak ada.
Saat ini di tengah kinerja yang terus membaik, pelaku usaha harus berinvestasi untuk memperbaiki kinerja kelapa sawit di daerah.
Investasi perkebunan bisa memperkuat daya saing dan keberhasilan bisnis sawit di masa depan. Petani di tengah tingginya harga lebih baik mempersiapkan peremajaan.
“Kalau dikatakan harga bagus, lalu abai dengan peremajaan ke depan akan sulit mendapatkan harga yang bagus lagi,” pungkasnya.
Facebook Comments