Sebelum mahasiswa menggelar aksi demo di depan gedung DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) mereka merasa diancam oleh seseorang oknum yang mengaku dari aparat kepolisian.
Informasi yang berhasi diperoleh media ini bahwa kalangan mahasiswa yang menggelar aksi di depan gedung DPRD Kalteng mengaku mendapat ancaman dari oknum yang mengaku sebagai polisi sebelum menggelar aksi.
Hal tersebut diutarakan oleh salah satu mahasiswa yang berorasi. Ia mengatakan bahwa pihaknya sebelum menggelar aksi penolakan kenaikan BBM di gedung DPRD Kalteng sempat diancam oleh salah satu oknum yang mengaku sebagai polisi tersebut.
“Kami mendapat ancaman sebelum menggelar aksi penolakan BBM ini. Kami diancam untuk tidak menggelar aksi, kami rasa ini sebuah intimidasi dan merupakan salah satu bentuk upaya membungkam demokrasi,” kata mahasiswa itu dengan lantang saat menyampaikan orasinya, Senin, 5 September 2022.
Dalam keterangan yang disampaikan tersebut mahasiswa itu tidak menyebut siapa nama dari oknum yang mengaku polisi yang mengancam pihaknya itu.
Mahasiswa pun menginginkan oknum yang mengaku polisi tersebut agar ditegur oleh pimpinannya, sebab aksi mahasiswa ini merupakan bentuk demokrasi yang dilakukan dan disampaikan melalui unjuk rasa ketika ada hal-hal yang tidak memihak kepada rakyat.
Jangan sampai ada pihak-pihak tertentu apalagi kepolisian yang mengancam atau mengintimidasi mahasiswa ketika hendak melakukan unjuk rasa, karena hal itu secara langsung membungkam hak rakyat untuk menyampaikan pendapat kepada pemerintah.
“Kami mahasiswa membela hak rakyat yang tentunya aksi ini merupakan bentuk demokrasi atau hak kami sebagai rakyat menyampaikan apa yang menjadi tuntutan karena apa yang dilakukan pemerintah ini (menaikan BBM red) tidak memihak kepada rakyat,” tegasnya.