Kisah inspirasi dengan Judul Hinaan dikembangkan menjadi dendam positif ini dikutif dari unggahan tik-tok dalam group WhatsApp.
Semoga kisah inspirasi ini bermanfaat bagi anda semua, berikut kisahnya.
Disebuah perusahaan minyak Arab Saudi pada tahun 1950, ada seorang pegawai rendahan, kebetulan putra daerah. Atau anak remaja lokal asli Saudi Arabia.
Ia bernama Ali Bin Ibrahim Al Naimi, dikisahkan bahwa suatu hari ia sedang bergegas mencari air minum, untuk menyiram tenggorokannya yang kering dan kehausan.
Secara kebetulan Ali Bin Ibrahim Al Naimi, melihat air dingin yang tampak di depannya, ia segera menuangkan air dingin tersebut kedalam gelas.
Belum sempat air dingin itu di minumnya, tangan Ali terhenti setelah mendengar hardikan seseorang yang melarangnya untuk minum air tersebut.
Seseorang itu mengatakan bahwa dia tidak boleh meminum air disini karena dia sebagai pegawai rendahan di perusahaan tersebut.
“Air tersebut hanya diperuntukan khusus untuk insinyur!,” kata suara yang berasal dari mulut salah seorang insinyur yang bekerja di perusahaan minyak tersebut.
Ali Bin Ibrahim Al Naimi, akhirnya hanya terdiam dan tak berani meminum air tersebut terpaksa menahan hausnya. Dia sadar, dirinya hanyalah seorang anak miskin lulusan sekolah dasar.
Jika pun punya keahlian, dia hanya lulus lembaga Tahfidz Al-Quran. Keahlian itu tidak ada harganya di perusahaan yang didominasi sahamnya oleh pihak asing.
Hardikan insinyur itu selalu terngiang-ngiang di kepala Ali Bin Ibrahim Al Naimi. Ia selalu bertanya-tanya, kenapa hal ini bisa terjadi.
Kenapa segelai air dingin saja dilarang untuk dirinya minum. “Apakah karena aku pekerja rendahan, sedangkan mereka insinyur,? pikir Ali.
“Apakah jika aku menjadi insinyur, aku di bolehkan untuk minum, apakah aku bisa menjadi insinyur sama seperti mereka,” ucapnya dalam benak.
Pertanyaan itu selalu terngiang-ngiang dalam pikiran Ali, kejadian ini akhirnya menjadi momentum dalam hidup Ali, untuk memunculkan komitmen besar, bahwa dia harus mengubah nasibnya sendiri.
Semenjak miskin Ali Bin Ibrahim Al Naimi, lalu bekerja keras. Siang dan malam melanjutkan sekolahnya pada malam hari. Hampir setiap hari ia kurang tidur, karena harus bekerja dan bersekolah.
Akhirnya, buah kerja keras Ali Bin Ibrahim Al Naimi ini menggapai hasil. Ia akhirnya bisa lulus SMA dan kerja kerasnya membuat perusahaan memberikan kesempatan padanya untuk melanjutkan studi.
Ali Bin Ibrahim Al Naimi, dikirim ke Amerika Serikat mengambil kuliah s1, bidang Tehnik dan Master Bidang Geologi.
Pemuda ini lulus dengan hasil yang sangat memuaskan, selanjutnya Ali Bin Ibrahim Al Naimi, pulang ke negerinya dan bekerja sebagai seorang insinyur.
Kembali sebagai insinyur dan bisa minum air yang dulu dilarang baginya. Karena ia sudah terlatih bekerja keras, kariernya melesat sangat cepat, akhirnya melonjak.
Dari Kepala Bagian, Kepala Cabang, Manager Umum, sampai akhirnya dia menjabat sebagai Wakil Direktur di perusahaan tersebut.
Sebuah jabatan tertinggi yang bisa dicapai oleh orang lokal waktu itu. Saat Ali Bin Ibrahim Al Naimi menjabat sebagai Wakil Direktur, insinyur yang dulu pernah mengusirnya, justeru sekarang menjadi bawahannya.
Suatu hari, insinyur itu datang menghadap kepada Ali Bin Ibrahim Al Naimi kerena ingin meminta izin cuti.
Insinyur itu berkata,”Saya ingin mengajukan izin liburan, dan saya harap anda tidak mengingatkan kejadian air minum dimasa lalu dengan pekerjaan saya saat ini,” kata insinyur itu.
“Saya berharap anda tidak membalas dendam atas kekasaran dan keburukan prilaku saya dimasa lalu,” ujarnya.
Namun dengan senyum sang Wakil Direktur, mantan pekerja rendahan ini justeru berkata,” Aku ingin berterimakasih padamu dari lubuk hati yang paling dalam, karena kamu telah melarang aku minum saat itu,” ujar Ali Bin Ibrahim Al Naimi.
“Dulu aku memang sangat benci padamu, tetapi dengan izin Allah, kamulah Wasilah kesuksesan ku saat ini,” kata Ali Bin Ibrahim Al Naimi.
Tidak hanya berhenti sampai disitu saja, akhirnya mantan pekerja bawahan ini menempati jabatan tertinggi di perusahaan tersebut.
Ali Bin Ibrahim Al Naimi, di angkat menjadi Presiden Direktur pertama yang berasal dari bangsa Arab.
Kini perusahaan ini menghasilkan 3,4 juta barel dan mengendalikan lebih daro 100 ladang migas di Saudi Arabia, dengan total cadangan 264 miliar barel minyak dan 253 Triliun cadangan gas.
Atas prestasinya tersebut Ali Bin Ibrahim Al Naimi, ditunjuk Raja Arab untuk menjabat sebagai Menteri perminyakan dan mineral yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap dunia.
Hanya dengan mengembangkan hinaan menjadi dendam positif, isu segelas air minum dimasa lalu membentuknya menjadi salah seorang pengusaha minyak yang paling berpengaruh diseluruh dunia.
Semoga kisah ini bisa menginspirasi kita semua, Sekian.