Sungguh memprihatinkan nasib murid di salah satu SMPN di Sampit, berinisial DN, yang dikeluarkan pihak sekolah, kondisinya kini trauma dan terancam putus sekolah.
Sebagaimana yang disampaikan wali murid bernama Iin Haandayani,S.H akrab dipanggil Dea bahwa, upayanya dengan pihak sekolah yang dipasilitasi pihak DPRD Kotim dan Dinas Pendidikanpun sudah dilakukan, namun hasilnya masih mandul.
Menurut Dea, pihak sekolah nampaknya tetap bersi keras dengan keputusannya untuk tetap mengeluarkan siswa ini, yang terkesan ada kepentingan tertentu.
Ironisnya pihak Dinas Pendidikan Kotim selaku atasan sekolah ini tidak mampu mengatasi keputusan Kepala Sekolah tersebut dan terkesan tidak serius menangani permasalahan ini, sehingga anak yang jadi korban, dan terancam putus sekolah.
Pasalnya sudah dua sekolah yang didatangi oleh wali murid untuk memindah kan anaknya sesuai dengan arahan saat mediasi, namun sekolah lain belum bisa menerima, lantaran sudah penuh.
Lanjut Dea, dengan gagalnya siswa masuk ke dua sekolah ini menambah trauma murid ini, Ia tambah malu, kini sikapnya jadi pendiam, selalu menyendiri bahkan jika diajak berkomunikasi selalu lari dan menghindar.
“Saya tanya DN apakah masih mau sekolah di sekolah lain atau bagaimana, Ia tidak menjawab hanya menangis, hanya berucap, saya tidak mau pindah bu, lebih baik tidak sekolah kalau saya dipindah,” ujar Dea menirukan, Minggu (4/09/2022).
“Saya bingung pak, dan sedih ketika mendatangi dua sekolah untuk memindah anak kami, kedua sekolah itu tidak bisa menerima dengan dalih sudah penuh, dengan demikian anak kami juga kelihatannya putus asa dan malu,” keluh Dea.
“Kami pihak keluarga bingung mengatasi permasalahan ini dan kemana lagi harus mengadu, semestinya pihak dinas bisa memberikan rekomendasi ke salah satu sekolah secara tertulis biar anak kami bisa diterima, atau memberikan kesempatan terakhir untuk tetap bersekolah di sekolah asal,” tutup Dea.