Oleh: Petualang Jurnalis
Petualang Jurnalis dalam Tajuk kali ini mencoba berstatement terkait prahara sesama profesi wartawan (Jurnalist) yang sering terjadi ketika bertugas dilapangan semoga bermanfaat, bisa dipahami dan menjadi perhatian kita bersama.
Jika anda merasa berprofesi sebagai wartawan atau Jurnalis sejati, sebaiknya anda harus bersikap profesional, dan harus menjaga marwah profesi wartawan itu sendiri, jangan malah merusaknya.
Wartawan profesional harus bersikap santun dan rendah hati, kepada siapapun baik kepada pejabat publik, masyarakat maupun sesama rekan seprofesi wartawan.
Jangan menyombongkan diri, karena merasa dirinya wartawan sudah hebat, handal, senior, berpengalaman, sudah lulus Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dan wartawan dari media besar.
Sehingga seenak perutnya meremehkan, merendahkan, melecehkan, menghina, menghujat serta memfitnah profesi rekan sesamanya baik secara terang-terangan maupun lainnya dengan berbagai modus operandi jahatnya.
Modus operandi jahat oknum wartawan semacam itu tidak patut di contoh atau ditiru demi menjaga marwah profesi dan menjaga kekompakan dan persatuan sesama wartawan.
Petualang jurnalis sering sekali mendengar keluhan rekan-rekan wartawan yang bertugas dilapangan, karena ada oknum wartawan yang sering cari muka dihadapan pejabat publik.
Oknum wartawan itu Cari Muka mengatakan kepada pejabat publik bahwa “Jangan layani wartawan yang tidak lulus UKW, jangan layani Media yang tidak terperivikasi Dewan Pers dan lain-lain”.
“Sekarang banyak wartawan abal-abal, wartawan bodrek, Wartawan Tanpa Surat Kabar (WTS), Wartawan Bodong Online (WBO)” dan berbagai ucapan yang mendiskriditkan rekan-rekan wartawan lainnya.
Petualang Jurnalis berpendapat dan menyarankan kepada rekan-rekan wartawan yang tidak enak mendengar bahasa atau tutur kata oknum wartawan tersebut jangan sampai terpancing.
Anggap saja “ANJING MENGGONGGONG KAPILAH TETAP BERLALU” Rekan-rekan wartawan jangan sampai terpancing dan menggubrisnya, sebaiknya rekan-rekan “PAKAI SAJA KACA MATA KUDA” tetap semangat maju terus kedepan jangan hiraukan oknum wartawan itu.
Oknum wartawan semacam itu tidak waras, lebih baik mengalah saja yang merasa waras, jangan terpancing sehingga menjadi prahara yang akan menimbulkan efek negatif.
Mungkin maksud dan tujuan oknum wartawan tersebut baik, tapi tidak memikirkan efek negatifnya atau baik untuk dirinya sendiri biar pejabat publik angkat jempol memuji dirinya.
Petualang Jurnalis juga berpendapat apa yang dilakukan oknum wartawan itu harus menjadi pelajaran kita bersama, upayakan jika anda ingin menjadi wartawan profesional harus melengkapi apa yang menjadi kekurangan anda selaku wartawan.
Anda jangan tersinggung kalau tudingan wartawan itu ternyata benar, pelan-pelan untuk berbenah diri, namun petualang juga berpendapat prilaku oknum wartawan semacam itu sangat tidak etis dan tidak pantas dikatakan wartawan profesional atau wartawan sejati.
Wartawan profesional sejati atau wartawan Senior harusnya bisa mejadi teladan harus bisa mengayomi, arahkan dan ajari rekan-rekan seprofesi yang masih muda, atau wartawan Yunior.
Yang tidak kalah pentingnya Petualang mengimbau kepada Organisasi Wartawan dimanapun berkedudukan entah itu di Provinsi atau Kabupaten/Kota.
Semestinya lakukan pembinaan terhadap para wartawan pemula, wartawan muda atau wartawan yunior diwilayah anda.
Gunakan dana hibah yang diperoleh dari pemerintah setempat ke hal-hal yang positif, karena dengan menjamurnya media online sekarang ini dengan demikian banyak juga wartawannya yang harus dibina, jangan sebaliknya dibinasakan.
Lakukan pelatihan Jurnalis, laksanakan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dengan biaya murah karena ada subsidi dari pemerintah dan lain-lain, rangkul mereka semua jangan bedakan antara media besar dan media baru berkembang, demikian.
Penulis: Misnato Petualang Jurnalis/ Wakil Pimpinan Redaksi Indeks Nesw.com.
Facebook Comments