Kedutaan Besar Amarika Serikat (Kedubes AS) telah mengeluarkan peringatan dini agar warganya menghindari mal, kerumunan, dan tempat tempat hiburan karena ancaman teroris di Indonesia masih tinggi.
Hal ini perlu disikapi Polri dengan membersihkan sarang – sarang terorisme dan radikalisme yang bisa mengancam ketertiban umum. Sebagaimana yang disampaikan Neta S Pane, Ketua Presidium Ind Police Watch dalam siaran persnya.
Ind Police Watch (IPW) mendesak Kabaintelkam Polri bekerja keras dan membuat langkah- langkah nyata untuk membersihkan kantong – kantong terorisme dan radikalisme di negeri ini. Tujuannya agar kelompok terorisme tidak punya ruang gerak untuk beraksi.
Baca Juga: IPW Minta Kapolri Copot Kapolda Yang Ragu dan Tidak Mampu menghadapi ini…
Sebab dalam peringatan dininya yang dikeluarkan Kedubes AS 7 April itu, Kedubes AS menyebutkan, pasca terjadinya teror bom di Makassar pada 28 Maret dan teror penembakan di Mabes Polri pada 31 Maret, ancaman terorisme di Indonesia masih tinggi.
Potensi ancaman teroris memang masih tinggi. Di Jabodetabek misalnya, sejumlah kantong teroris sudah diacak acak polisi, tapi di kawasan Depok, Tangsel, dan Tangerang belum berhasil ringkus. Dari pendataan IPW sedikitnya ada 11 daerah yang rawan teroris di Indonesia, yakni Jakarta, Jabar, Jateng, Jogja, Jatim, Papua, Sulsel, Sulteng, Lampung, Sumut, dan Banten.
Di Banten berbagai langkah antisipasi sudah dilakukan polisi, seperti yang dilakukan Kedubes AS Antara lain mengumpulkan kiai kampung, penyuluh agama, dan guru madrasah di seluruh Banten. Tujuannya agar faham radikalisme, terorisme dan intoleransi bisa diminimalisir.
Baca Juga: SP2HP Propam Polda Kalteng, Sepertinya Ada Kejanggalan
Bahkan dialog dengan eks napi teroris (napiter) aktif dilakukan. Misalnya, Yayasan Lingkar Perdamaian bersama Polda Banten, pekan lalu melakukan seminar kebangsaan dan agrokultural.
Seminar ini dilakukan untuk mengubah mindset anggota Yayasan Lingkar Perdamaian dan Bina Insan Mandiri yang sebagian besar adalah napiter.
Lewat dialog, diskusi, dan seminar diharapkan para eks napiter bisa mandiri, bisa maju dan yang terpenting bisa membantu mereka untuk keluar dari zona merah. Sehingga mereka kembali menyatu dengan masyarakat dan bisa bersahabat dengan aparat untuk menjaga Kamtibmas.
Baca j juga: Oknum Ditresnarkoba Polda Kalteng Dilaporkan ke Propam Mabes Polri, Ini Kasusnya…
Artinya, selain memburu kantong kantong terorisme, para Kapolda juga perlu aktif membina para eks napiter agar keluar dari zona merah.
Begitu juga Intelkam Polri jangan sampai kecolongan lagi dari ulah teroris. Dengan pagar betis yang maksimal negeri ini tidak terus – menerus menjadi bulan – bulanan aksi terorisme dan radikalisme.[*to-65/Net]
Facebook Comments